Pentingnya Menghapus Cache Browser Secara Rutin, dan Begini Caranya

Lukas Hendra TM
Kamis, 23 Juli 2020 | 12:24 WIB
Ilustrasi komputer/Antara
Ilustrasi komputer/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pernahkah Anda mengalami akses pada aplikasi peramban (browser) menjadi lebih lambat dari biasanya? Apalagi jika aktivitas Anda sehari-hari terlalu sering dan banyak mengakses browser.

Cache pada browser memang memberikan akses lebih cepat karena mereka menyimpannya pada memori. Cilakanya, bila telah bertumpuk banyak, justru cache membuat perangkat Anda menjadi lemot.

Apalagi jika konsumen terbujuk rayuan marketing dengan menggunakan laptop (khususnya netbook) yang hanya memiliki kartu memori (random access memory/RAM) berkapasitas 2 gigabyte. Dimana jika Anda menggunakan sistem operasi Windows 10, maka RAM hanya menyisakan sekitar 200an megabyte (MB) untuk bekerja.

Padahal, banyak produk laptop dengan RAM 2 GB yang dibranding cukup untuk kinerja browsing. Cukup inilah yang kadang memberikan kesalahpahaman bagi pengguna. Bila kita membedahnya, paling tidak laptop untuk kinerja browsing setidaknya membutuhkan RAM 4GB jika dibundling menggunakan Windows 10 (mengingat lisensi Windows 7 sudah kadaluarsa), agar RAM memiliki keleluasaan untuk bekerja.

Sementara, di pasaran produk netbook sering kali disebut internet book atau networking book yang akhirnya membuat konsumen salah memperkirakan bahwa produk jenis ini mampu menahan kinerja untuk browsing. Meski kenyataannya tidak demikian.

Oleh karena itu, konsumen dipaksa harus cerdas dalam memilih perangkat yang sesuai. Di sisi lain, produsen juga diharapkan untuk meningkatkan performa spesifikasi perangkat keras (hardware) yang lebih mumpuni. Jangan asal murahnya saja, tetapi mengorbankan fungsional penting.

Cilakanya, kalau konsumen mau meningkatkan kapasitas RAM sendiri, perangkat netbook seringkali menggunakan RAM yang disolder.

Kalau produsen sudah meningkatkan kapasitas RAMnya, atau konsumen memilih produk dengan kapasitas RAM yang lebih besar. Konsumen juga dituntut untuk secara rutin menghapus cache browser.

Caranya cukup mudah. Jika Anda menggunakan browser Chrome, Anda hanya perlu klik menu pada bagian kanan atas (titik 3 vertikal), klik more tool lalu pilih clear browsing data. Lalu akan muncul jendela pop up dimana ada dua pilihan, basic dan advanced.

Jika Anda memilih basic, maka akan muncul rentang pembersihan yakni all time (dari awal pembersihan), 4 pekan, 7 hari, 24 jam terakhir, atau satu jam terakhir. Opsi ini akan membuang semuanya mulai dari browsing history, cookies, cache images dan files, save password, autofill from data dan site setting. Jika Anda ingin menghapus beberapa saja, Anda bisa pilih Advanced.

Bagaimana dengan ponsel? Bila Anda menggunakan perangkat Android, hal tersebut juga berlaku sama yakni konsumen diharapkan untuk rutin melakukan pembersihan cache browser agar perangkat tidak lemot.

Bedanya, perangkat Android era sekarang justru lebih ‘manusia’ dengan menggunakan RAM berkapasitas lebih besar. Bahkan untuk produk pemula (entri level), RAM biasanya berkisar di 2GB dan untuk kelas menengah bawah sudah 3GB dan 4GB. Sementara kelas atas ada yang mematok 8GB.

Mungkin, di masa mendatang, kelas ini akan bergeser, entry level akan dibundling dengan RAM 4GB, mengingat pengguna sekarang banyak memanfaatkan perangkat mereka untuk bermain game.

Lantas, bagaimana menghapus cache di perangkat Android Anda? Jika Anda menggunakan Chrome, Anda klik menu di kanan atas (titik 3 vertikal), lalu klik setting. Kemudian, klik privacy, dan klik clear browsing data.

Anda akan menemukan dua pilihan yakni basic dan advanced. Pada pilihan basic Anda bisa memilih hanya menghapus browsing history, cookies dan site data, serta cache images dan file. Sementara untuk pilihan advanced ada tambahan untuk save password, autofill form data dan site setting.

Namun, lemotnya browser juga tidak hanya berasal dari minimnya kapasitas RAM atau besarnya cache file yang tersimpan. Lemotnya file juga bisa disebabkan oleh banyaknya aplikasi yang Anda install pada perangkat Anda.

Oleh karena itu, penting juga bagi produsen, atau pemerintah suatu negara untuk tidak mewajibkan aplikasi tertentu diinstal di perangkat, padahal konsumen tidak membutuhkannya.

Kembali lagi ke filosofinya bahwa teknologi hadir untuk mempermudah kehidupan manusia. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga aplikasi yang diinstal merupakan pilihan dari setiap konsumen.

Sementara kini, banyak aplikasi yang sudah terinjeksi di dalam sistem perangkat yang tidak bisa di-uninstal oleh pengguna, kecuali produsen membuka kernel mereka dan konsumen bisa mengatur sendiri kesesuaian kebutuhan mereka dengan segala resiko yang ada.

Namun, alangkah lebih enak bagi konsumen bila bisa sejak awal beli perangkat bersih bukan, sehingga konsumen bisa memilih aplikasi mana yang sesuai kebutuhan mereka untuk diinstal pada perangkat mereka.

Sementara, bagi para pengembang aplikasi bisa bersaing secara sehat untuk memberikan produk yang kompetitif dan diminati oleh konsumen. Toh, aplikasi akan menjadi percuma bila tidak pernah digunakan oleh konsumen bukan?

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper