Bisnis.com, JAKARTA - Pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi langkah yang dipilih oleh sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) untuk bertahan dari krisis akibat Covid-19.
Berdasarkan data dari Layoffs.fyi, sejak 11 Maret hingga 23 Juni 2020 terdapat sekitar 515 startup terdampak secara global. Sejumlah startup ini terpaksa melepas 68.218 karyawannya.
Sementara itu, Menurut pantauan Bisnis, setidaknya ada 7 start-up Indonesia di bidang transportasi, travel, bahan pangan, dan keuangan, dan jasa konsumen yang harus merumahkan karyawannya.
Dari bidang transportasi, PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) telah merumahkan 430 karyawannya atau 9 persen dari total karyawannya.
Dari bidang transportasi, sektor tersebut juga dihantam keras badai Covid-19, perusahaan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring, Traveloka telah merumahkan 100 orang dari total 10 persen karyawannya. Sementara itu, untuk Airy Rooms harus gulung tikar karena tidak mampu bertahan dari badai krisis.
Untuk sektor bahan pangan atau sembako, platform daring yang memasok bahan-bahan segar ke outlet makanan, Stoqo pun harus berhenti beroperasi karena pendapatannya turun drastis akibat pandemi virus Covid-19.
Selanjutnya, perusahaan rintisan pada sektor teknologi finansial, Akulaku yang juga memberhentikan 100 karyawannya. Kemudian, platform layanan fotografi, yakni SweetEscape yang juga merumahkan 30 persen dari total karyawan mereka.
Sementara itu, menilik dari sisi global Startup yang bergerak di sektor transportasi mendominasi PHK dengan total 14.171 orang yang harus dirumahkan. Uber perusahaan transportasi daring harus melakukan PHK kepada 25 persen dari pegawai mereka.
Sektor perjalanan meraih peringkat kedua yang harus melakukan PHK hingga 8.189 pegawai. Seperti Agoda dari Singapura yang memberhentikan 1.500 orang atau 25 persen dari total karyawannya.
Selanjutnya, sektor yang melakukan PHK dalam jumlah besar adalah ritel, makanan, dan keuangan yang masing-masing mencapai 8.466, 7.457, dan 5.773 pegawai.