Bisnis.com, JAKARTA — Langkah Elon Musk meluncurkan pesawat luar angkasa milik SpaceX dinilai dapat memacu pemerintah dan swasta Indonesia untuk merealisasikan koneksi internet yang lebih kencang dan murah.
Musk adalah pemilik dan pendiri perusahaan kendaraan listrik Tesla serta Space Exploration Technologies Corporation, yang lebih dikenal dengan SpaceX, yakni perusahaan transportasi luar angkasa yang berbasis di AS.
Pada Sabtu (30/5/2020), SpaceX meluncurkan pesawat luar angkasa dengan dua astronot AS ke International Space Station (ISS). Langkah ini menjadi peluncuran satelit komersial pertama ke orbit Bumi.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi Communication and Informatian System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan Musk memiliki keinginan untuk membuat internet murah dan wisata ke luar angkasa. Tujuan pertama dimungkinkan karena koneksi internet yang kencang bisa terpenuhi dengan dukungan penuh dari satelit dan tidak lagi memerlukan jaringan optik fiber.
Namun, rencana Musk tersebut dinilai masih panjang.
Dia menyatakan Pemerintah Indonesia bersama pihak swasta dalam negeri, seperti operator telekomunikasi, dapat melakukan hal yang sama dengan Musk. Hal ini dapat mulai dilakukan dengan menghitung berapa banyak satelit yang harus disiapkan untuk merealisasikan internet yang cepat dan murah.
"Jadi, jangan berhenti dengan selesainya Palapa Ring 2019," tegas Pratama seperti dilansir Antara, Minggu (1/6/2020).
Selain itu, dengan memiliki banyak satelit, Indonesia juga diyakini dapat meningkatkan keamanan siber dan komunikasi dalam negeri karena tidak perlu menyewa satelit asing.
Dia melanjutkan pemerintah sudah dapat bersiap-siap jika nantinya Starlink, jaringan broadband satelit milik SpaceX, mulai mewujudkan program internet murahnya secara global pada 2021. Dengan demikian, aparat dan institusi negara tidak perlu memakai Starlink karena faktor keamanan atau lebih dulu menerapkan regulasi untuk mewajibkan seluruh data yang dikelola negara untuk dienkripsi.
Selanjutnya, perlu dipikirkan juga model bisnis yang dapat melindungi investasi infrastruktur internet yang sudah dibangun negara dan swasta di dalam negeri. Pratama menyinggung berbagai masalah yang muncul terkait ketidaksiapan pemerintah menghadapi layanan transportasi daring dan marketplace saat ini.
Pada April 2020, SpaceX meluncurkan 60 satelit untuk program Starlink, sesuai cita-cita Musk merilis internet murah di Kanada dan AS pada akhir 2020.
Paket termurah yang dipatok Musk rencananya sebesar US$9,99 dolar AS (sekitar Rp150.000) untuk 1.000 GB dengan kecapatan 10.000 megabyte per second (Mbps). Harga ini, sambung Pratama, jauh lebih murah ratusan kali daripada provider di Indonesia dan seluruh dunia saat ini.