Bisnis.com, JAKARTA – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) memperkirakan akan ada hambatan pada pembangunan Palapa Ring tambahan, lantaran mewabahnya virus corona (Covid-19).
Sebelumnya bakti memiliki rencana pada 2020 untuk membuat Palapa Ring tambahan yang akan mengintegrasikan Palapa Ring dari Ring Barat sampai Ring Timur, untuk mengatasi permasalahan interkoneksi. Dalam hal ini Bakti berencana menambah sekitar 8.000 kilometer (km) kabel bawah laut.
Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Badan Usaha Bakti, Dhia Anugrah Febriansa mengatakan apbila rencana tersebut dipaksakan untuk dikerjakan dalam waktu dekat akan memberikan tantangan yang cukup signifikan.
Tantangan tersebut, ialah yaitu pada kebutuhan perangkat impor seperti Dense Wavelength Division Multiplex (DWDM) yang merupakan suatu cara pengiriman banyak berkas sinar laser melalui sepasang kabel serat optik.
“Iya [ada tantangan], bila pelaksanaannya dalam waktu dekat saya rasa akan punya tantangan terkait adanya pandemi Covid-19, karena kebutuhan perangkat impornya itu adalah DWDM. Kedua, perangkat import itu yang digunakan di kabel adalah core dari fiber optic itu sendiri yang sudah pasti impor, dan penggunaan kabel fiber optic submarine, tentunya juga impor,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis, (26/3)/2020.
Dhia mengatakan bahwa saat ini terdapat dua opsi yang dikaji untuk mengantisipasi dampak Corona, yaitu membangun baru dan melakukan impor bahan baru, atau melakukan skema elaborasi dengan jaringan backbond eksisting. Elaborasi tiu dilakukan dengan menggunakan bahan lokal untuk yang darat dan manfaatkan kapasitas perangkat aktif yang telah tersedia agar tidak tergantung bahan impor.
“Tahun ini kami coba mendalami kembali kajiannya. Jadi opsinya dua itu, bangun baru baik itu biaya dana USO [universal service obligation], atau kami menggunakan skema kerja sama operasional. Kami kaji dan perdalam, skema mana yang paling pas dan secara prioritas rute mana dulu yang akan visible lakukan terlebih dahulu eksistensinya,” ungkapnya.
Namun, Dhia mengatakan bahwa bila dalam desainnya nanti pihaknya menggunakan kabel darat, sudah ada pabrikan lokal yang cukup mumpuni untuk memproduksi hal yang dibutuhkan.
“Tetapi saya pikir kalau dilaksanakan dalam waktu dekat, sudah pasti kena dampak terkait waktu supply dari barang impor, tetapi mudah-mudahan kalu kita laksanakan di tahun depan sudah bisa kembali normal atas kebutuhan barang-barang impor tersebut,” jelasnya.
Adapun hingga akhir 2019 jumlah operator yang menyewa di Palapa Ring Barat sebanyak lima operator, dengan jumlah kapasitas yang disewa di bawah 50 persen dari total kapasitas yang disediakan. Kemudian untuk Palapa Ring Tengah, jumlah operator yang menyewa sebanyak 6 operator.
“Kami di 2019 mencatat akumulasi dari setiap market dan project itu. Ada 129 gigabyte kapasitas yang dimanfaatkan di Palapa ring barat hingga ke timur. Tahun ini harapannya ada peningkatan 40 persen untuk utilisasi dari kapasitas 100 Gbps yang diaktivasi, kami upayakan terutilisasi di 2020. Tambahan informasi strategi kami kami sedang mereview kebijakan produk dan tarif dari kapasitas palapa ring, karena ada permintaan sewa kapasitas lebih dari 1 x 10 Gbps,” jelasnya.
Dhia mengatakan bahwa saat ini beberapa tenant palapa ring mulai ada ketertarikan untuk menaikkan kapasitas jaringan.
“Yang semula menyewa 1x10 gbps, sekarang meminta lebih dari itu, itu yang sedang kami siapkan kebijakan tarif dan produknya dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas utilisasinya dari palapa Ring. Ujungnya adalah peningkatan kualitas layanan telekomunikasi kepada masyarakat,” katanya.