Huawei: Keputusan AS Akan Rugikan Industri Global

Reni Lestari
Senin, 18 Mei 2020 | 18:11 WIB
Logo Huawei/REUTERS-Edgar Su
Logo Huawei/REUTERS-Edgar Su
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menanggapi keputusan Pemerintah Amerika Serikat memperpanjang blokade pengiriman produk Huawei dan ZTE, Rotating Chairman Huawei Guo Ping mengatakan hal itu akan merugikan industri teknologi global. 

Menurutnya, kebijakan yang dibuat secara sewenang-wenang itu telah berdampak pada langkah ekspansi, pemeliharaan, dan operasi jaringan berkelanjutan bernilai ratusan miliar dolar yang telah digulirkan perusahaan di lebih dari 170 negara. Dia mengakui bahwa kontrol ekspor AS yang diberlakukan mulai tahun lalu telah mempengaruhi kinerja raksasa teknologi asal China itu. 

"Tahun lalu adalah tahun yang sangat berat. Kami menghabiskan banyak upaya dan biaya untuk mendesain kembali perangkat kami dengan lebih dari 60 juta kode," kata Guo pada Huawei’s Annual Analyst Summit, Senin (18/5/2020).

Seperti diketahui, Departemen Perdagangan AS pada Jumat pekan lalu mengumumkan pemblokiran cip buatan Huawei Technologies. Produsen cip non-AS yang menggunakan perangkat produksi AS, produsen perangkat lunak, dan pemilik properti intelektual harus mengajukan permohonan lisensi sebelum mengirim ke Huawei. Peraturan efektif berlaku mulai tanggal dikeluarkan dan masa tenggang hingga 120 hari.

Selanjutnya, Guo menjanjikan upaya lebih lanjut untuk menemukan solusi atas masalah tersebut. Guo tak menampik bahwa perpanjangan blokade tersebut akan berdampak pada kinerja Huawei ke depan. Namun demikian, dia menolak membuka proyeksi perusahaan untuk tahun ini. 

Dia mengatakan, sebagai produsen utama perangkat teknologi komunikasi dan informasi, Huawei memiliki kemampuan mendesain sejumlah produk. Namun, tidak semua perangkat dapat diproduksi secara mandiri. Guo menambahkan, di tengah himpitan ketidakpastian, fokus utama perusahaan saat ini adalah mencari jalan untuk bertahan hidup. 

"Bertahan adalah kata kunci kami untuk saat ini," ujarnya. 

Dalam keterangan resminya, Huawei juga mengatakan secara jangka panjang, keputusan ini akan merusak kepercayaan dan kolaborasi dalam industri semikonduktor global yang menjadi sandaran banyak industri serta meningkatkan konflik dan kerugian.

Menurut Huawei, AS telah memanfaatkan kekuatan teknologinya sendiri untuk menghancurkan perusahaan pesaingnya. 

"Ini hanya akan merusak kepercayaan perusahaan internasional dalam teknologi dan rantai pasokan AS. Pada akhirnya, ini akan membahayakan kepentingan AS," kata keterangan resmi itu. 

Richard Yu, CEO Divisi konsumen Huawei, juga berbicara menentang keputusan pemerintah AS. 

"Apa yang disebut alasan keamanan siber hanyalah alasan. Kuncinya adalah ancaman terhadap hegemoni teknologi AS," katanya seperti dilansir Bloomberg, Senin (18/5/2020) 

Sebagai tanggapan dari kebijakan AS ini, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC), pembuat chip kontrak terbesar di dunia, yang menghentikan pesanan baru dari Huawei Technologies. Dilansir Nikkei Review, menurut seorang sumber, pesanan yang sudah dalam produksi dan masuk sebelum larangan baru itu, tidak akan terpengaruh dan bisa terus melanjutkan jika chip itu bisa dikirim sebelum pertengahan September tahun ini. 

"Ini adalah keputusan yang sulit untuk TSMC karena Huawei adalah pelanggan nomor 2 perusahaan, tetapi pembuat chip harus mengikuti aturan AS," kata sumber tersebut. 

Meski disanksi AS, pada tahun lalu Huawei masih berhasil membukukan pendapatan senilai 858,8 miliar yuan atau Rp1.710 triliun dengan keuntungan bersih 65,7 miliar yuan atau Rp124,8 triliun. Biaya tak terduga yakni penelitian dan pengembangan sebesar 131,7 miliar yuan, naik 29,8 persen dan anggaran inventaris senilai 167,4 miliar yuan atau naik 73,4 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Reni Lestari
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper