Bisnis.com, JAKARTA — Pengguna aplikasi jejaring Snapchat mengalami lonjakan sejak pemberlakuan penghentian aktivitas dan ruang gerak (lockdown) di berbagai negara akibat pandemi COVID-19.
Snap.Inc, perusahaan pemilik Snapchat, melaporkan bahwa saat ini rata-rata aplikasi tersebut digunakan 229 juta orang secara aktif per harinya. Angka ini bahkan melampaui target perusahaan yang mulanya cuma mencanangkan 224 juta pengguna aktif harian, demikian menurut Bloomberg.
Kendati jumlah pengguna meningkat, hingga saat ini Snap.Inc belum bisa menjamin apakah situasi ini juga meningkatkan pendapatan atau keuntungan perusahaan. Pasalnya, pandemi global pada praktiknya juga sempat memengaruhi keseimbangan neraca perusahaan. Sejumlah perusahaan yang seharusnya memasang iklan di Snapchat dalam 2 bulan terakhir banyak melakukan pembatalan.
Di luar pendapatan iklan, Snapchat sebenarnya sudah mengalami kenaikan dari hasil penjualan mereka.
Pada laporan kuartal pertama, perusahaan ini mengalami lonjakan pemasukan 44 persen, menjadi US$462,50 juta. Jumlah ini 15 persen lebih baik dibandingkan dengan pendapatan kuartal pertama tahun sebelumnya (year on year).
Jim Criddin, analis inovasi global di Mindshare media agency, menyebut Snapchat kini mempunyai prospek kuat menggoyang dominasi Facebook dan Twitter.
Kendati Facebook dan Twitter lebih besar dari segi merek, Criddin menilai jumlah pengiklan kelas menengah ke atas yang ada di kedua platform tersebut tidak lebih banyak dari Snapchat.
"Pengiklan menengah ke atas tak begitu terdampak corona, mereka lebih stabil. Jadi, selama di segmen ini Snapchat bisa unggul, mereka patut diperhitungkan," ucapnya seperti dilansir Bloomberg.