Wabah Corona Tak Hentikan Proses Fiberisasi Xl Axiata

Rahmad Fauzan
Rabu, 18 Maret 2020 | 20:36 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pandemi virus corona dipastikan tidak mengganggu rencana XL Axiata dalam melanjutkan pelaksanaan pembangunan fiber optik pada tahun ini.

Plt. Chief Technology Officer PT XL Axiata Tbk. I Gede Darmayusa mengatakan perseroan sampai dengan saat fiberisasi masih berjalan seusai dengan rencana, termasuk tidak mempercepat pelaksanaan dengan adanya imbauan untuk bekerja dari rumah.

"Sampai saat ini masih tetap berjalan sesuai dengan rencana," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).

I Gede melanjutkan, sejauh ini perusahaan terus melakukan pembangunan infrastruktur fiber optik. XL Axiata menargetkan sebanyak 70 persen infrastruktur fiber optik dapat terealisasi pada akhir 2020 mendatang.

Tahun lalu, perseroan berhasil merealisasikan target pembangunan fiber optik setelah berhasil merampungkan pemasangan sebanyak 50 persen.

Namun demikian, pelaksanaan pembangunan fiber optik dikatakan masih berhadapan dengan sejumlah tantangan. Salah satunya adalah koordinasi mengenai perizinan dari instansi terkait yang berada di lokasi perusahaan membangun fiber optik.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, XL Axiata pun menjalin kerja sama pembangunan dengan pihak lain dalam skema kemitraan, selain membangun jaringan fiber optik sendiri.

Sampai dengan saat ini, fiberisasi jaringan XL Axiata sudah terdapat di seluruh ibu kota provinsi beserta kota-kota besar di Pulau Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Lombok. Bahkan, tahun ini perusahaan berencana menambah wilayah penetrasi pemasangan fiber optik.

Untuk masalah pendanaan, XL Axiata mengalokasikan sebagian dari belanja modal perusahaan untuk pembangunan infrastruktur secara keseluruhan.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) Indonesia Kristiono mengatakan pemasangan fiber optik mutlak diperlukan seiring dengan makin meningkatnya keperluan trafik data, terutama menjelang dilakukannya transformasi ke teknologi generasi kelima (5G).

Namun, prioritas dilakukannya hal tersebut tergantung kepada permintaan trafik datanya," ujar Kristiono kepada Bisnis.

Meski demikian, perihal perizinan kembali menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan operator seluler dalam pelaksanaan pembangunan fiber optik. Menurut Kristiono, penggelaran jaringan fiber memerlukan banyak izin.

"Apalagi kalau harus ditanam, rentan akan gangguan serta biaya yang mahal, baik itu biaya investasi maupun biaya retribusi," lanjutnya.

Efisiensi pun, lanjutnya, dapat ditempuh melalui kerja sama dengan mitra dengan bentuk opsi sewa sehingga pelaksanaan dapat menjadi lebih hemat karena jaringan digunakan secara bersama-sama.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper