Startup Makin Sulit Jadi Perusahaan Super Apps, Mengapa?

Rahmad Fauzan
Kamis, 12 Maret 2020 | 19:15 WIB
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ruang kesempatan bagi perusahaan-perusahaan rintisan (startup) untuk menjadi perusahaan aplikasi super (super apps) di Indonesia saat ini dinilai makin sempit.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan hal itu terjadi lantaran skala bisnis sejumlah startup yang telah menjadi super apps di Indonesia, skala dan kapitalisasinya terlanjur terlalu besar.

Adapun, sebuah startup dinilai telah menjelma sebagai penyedia aplikasi super apabila sudah mampu menyediakan banyak layanan dalam satu payung sistem operasi atau platform. Di Indonesia, sejumlah startup yang masuk kategori penyedia jasa aplikasi super a.l. Gojek, Grab, Tokopedia dan Bukalapak. 

Fakta itu membuat sejumlah startup lain yang ingin masuk sebagai pemain baru di bidang aplikasi super kesulitan untuk mengejar skala perusahaan yang eksisting

Alih-alih dipaksakan berevolusi menjadi aplikasi super, startup saat ini justru didorong ke arah model bisnis dengan segmen dan layanan khusus serta spesifik.

Startup yang bergerak sebagai penyedia keperluan khusus dinilainya menjadi peluang yang lebih realistis saat ini.

"Hal yang masih mungkin dan masuk akal sebagai potensi investasi di startup sekarang lebih ke 'niche' market atau sebagai penyedia jasa khusus dan spesifik. Nantinya aplikasi dari startup dengan bisnis spesifik itu bisa menjadi fitur tambahan yang diintegrasikan ke dalam fitur yang dimiliki oleh startup super apps," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).

Bagi para pemodal ventura, lanjutnya, jalan untuk berkembang yang paling mudah bagi startup nonpenyedia jasa aplikasi super adalah berkonsolidasi dengan perusahaan unikorn yang telah menjelma sebagai startup aplikasi super.

Edward menambahkan beberapa perusahaan penyedia saja aplikasi super telah mengakuisisi perusahaan rintisan di lini bisnis yang spesifik seperti penjual tiket, asurasi, kesehatan hingga manajemen keuangan

"Dengan demikian, saat ini menjadi nomor 1 di niche market tetap penting," sambungnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper