Pengamat: Startup Pertiketan Tak Bisa Hindari Dampak Virus Corona

Rahmad Fauzan
Selasa, 3 Maret 2020 | 05:33 WIB
Calon penumpang melakukan pemesanan tiket melalui website PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Calon penumpang melakukan pemesanan tiket melalui website PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (16/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan pertiketan di Indonesia dinilai tidak dapat menghindar dari dampak jangka pendek persebaran virus corona.

Pengamat Ekonomi Digital dari Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan hal itu tidak terlepas dari besarnya porsi wisatawan di Indonesia yang berasal dari China.

"Adapun, 15 persen wisatawan mancanegara di Indonesia berasal dari China. Tidak berhenti di situ, pembatasan bepergian yang dilakukan oleh negara-negara lain yang juga terinfeksi virus corona dipastikan juga akan berdampak bagi industri pariwisata lokal," ujarnya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).

Dia menambahkan, diskon harga tidak akan berdampak signifikan, terutama setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan terdapat 2 warga negara Indonesia yang terjangkit virus corona.

Dengan kata lain, untuk sementara waktu perusahaan rintisan pertiketan di Tanah Air tidak dapat menghindar dari dampak ekonomi akibat virus corona.

Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan Rp298 miliar untuk menarik wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pemerintah juga berupaya memacu tingkat kunjungan wisatawan dalam negeri ke obyek wisata nasional.

Pemerintah menilai insentif ini akan mendatangkan 736.000 wisatawan asing. Seluruh wisatawan tersebut akan menghasilkan devisa sekitar Rp13 triliun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio belum lama ini juga mengatakan menargetkan average spending per arrival (ASPA) di atas US$1.700 per kunjungan, sehingga punya dampak ekonomi yang besar.

Wishnutama sempat menjabarkan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan US$2,8 miliar atau Rp38,2 triliun akibat wabah virus corona. Hal ini buntut dari penutupan penerbangan langsung dari dan ke China.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper