Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai perusahaan operator seluler harus telah selesai dengan urusan perang harga dan mulai masuk ke area perang kualitas.
"Perang harga hanya akan membuat pendapatan operator memburuk serta membuat churn pengguna tinggi," ujar Heru kepada Bisnis.com, Minggu (16/2/2020).
Menurutnya, di sepanjang 2020 perusahaan operator seluler akan berjuang untuk meraup laba positif setelah beberapa transformasi dilakukan perusahaan.
Namun demikian, dirinya tidak berharap banyak bahwa industri operator seluler akan mengalami pertumbuhan tahun ini. Pasalnya, kata Heru, saat ini merupakan masa untuk bertahan bagi operator seluler.
"Baik dalam hal persaingan dengan operator lain maupun beban perusahaan yang leibih besar," lanjut Heru.
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk. berharap perang harga tidak terjadi dalam kompetisi di industri operator seluler dalam waktu dekat ini.
Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan perusahaan berharap perang harga tidak terjadi dengan tujuan semakin menyehatkan industri telekomunikasi di Tanah Air.
"Kami berharap tidak terjadi perang harga di industri agar industri telekomunikasi di Indonesia bisa semakin sehat, sehingga bisa memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan, baik pelanggan, operator, ataupun pemerintah," ujar Tri kepada Bisnis.com, Minggu (16/2/2020).
Dihubungi secara terpisah, Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia M. Danny Buldansyah mengatakan perang harga antar operator seluler justru masih akan terkendali di sepanjang awal 2020, meskipun operator-operator seluler sudah memulai persaingan dengan cukup ketat pada kuartal I/2020.