Bisnis.com, JAKARTA - Laju kebutuhan data yang makin pesat di daerah terestrial, mendesak pemerintah menghadirkan satelit baru atau bekerja sama dengan satelit asing untuk memenuhi kebutuhan. Di lain sisi, hadirnya pemain asing justru membuat harga layanan satelit makin murah.
Ketua Umum Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Hendra Gunawan menilai bahwa kehadiran satelit asing juga membuat persaingan di industri makin ketat. Dampaknya, tarif layanan yang diberikan kepada pelanggan menjadi makin murah.
“Teknologi baru dan banyaknya satelit asing berkontribusi besar terhadap penurunan harga,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (22/1/2020).
Sekedar catatan, Studi dari Lembaga riset satelit global, Northern Sky Research, kebutuhan kapasitas satelit di Indonesia dan sekitarnya untuk 2019 diperkirakan mencapai 600 transporder-700 transponder untuk satelit konvensional, dan 55 Gbps untuk high throughput satellite (HTS).
Adapun suplai kapasitas satelit Indonesia pada tahun yang sama hanya sekitar 225 transponder satelit nasional (ekivalen sekitar 16 Gbps) dan penggunaan satelit asing sebanyak 100 transponder.
Di samping itu, terdapat kebutuhan 55 Gbps untuk aplikasi satelit HTS di Indonesia pada 2019, namun yang tersedia hanya 12 Gbps suplai dari satelit nasional.
Pertumbuhan tersebut diprediksi akan terus naik pada kisaran 14 persen per tahun hingga 2030, yang mengikuti pertumbuhan kebutuhan lalu lintas data/broadband nasional, khususnya untuk melayani kebutuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi di wilayah-wilayah yang belum terjangkau terrestrial.
Sementara itu, pertumbuhan rata-rata kapasitas satelit nasional hanya 5 persen per tahun. Hal ini memaksa Indonesia menggunakan jasa satelit asing untuk memberikan akses di tanah air.
Hendra mengatakan bahwa meski Indonesia memiliki Satelit Multifungsi yang khusus untuk internet, kapasitas yang dibawa belum mencukupi.
Kapasitas satelit hanya digunakan untuk mendukung kegiatan pemerintah. Sedangkan di luar kegiatan pemerintah masih membutuhkan satelit tambahan.
Dia mengatakan untuk memenuhi kapasitas yang masih banyak, perkembangan teknologi dapat diandalkan sebagai alternatif, di luar menghadirkan satelit asing.
“Perkembangan teknologi baru baik High Throughput Satellite maupun Low Earth Orbit [LEO] satelit dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan kapasitas,” kata Hendra.