Bisnis.com, JAKARTA - Produsen ponsel pintar asal China, Xiaomi, berencana memperluas jaringan bisnis dan investasi di Indonesia.
Vice President Public Affairs – International Affairs Xiaomi Christine Wong menyatakan Xiaomi akan berinvestasi dengan membuka lebih banyak Mi Stores dan bekerja sama dengan lebih dari 2.000 toko penjual ponsel di seluruh Indonesia.
Menurutnya, investasi lainnya adalah dengan membuka gerai layanan purna jual dan perbaikan produk. "Diakui oleh Christine Wong bahwa Indonesia adalah partner luar negeri paling penting bagi Xiaomi," katanya seperti dikutip keterangan resmi Kedutaan Besar RI (KBRI) Beijing, Rabu (20/11/2019).
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun saat mengunjungi Xiaomi Campus --pusat riset dan pengembangan produk Xiaomi yang terletak di kawasan Xi'erqi, Distrik Haidian, Beijing-- mengajak Xiaomi untuk terus berkolaborasi dengan start up di Indonesia dan merekrut generasi muda kreatif Indonesia.
Menurut dia, rencana Xiaomi meluncurkan serangkaian produk baru di Indonesia pada 2020 juga perlu dibarengi dengan perluasan jaringan bisnis dan investasi baru di Indonesia.
"Melihat demografi dan proyeksi kemajuan ekonomi Indonesia, maka Xiaomi harus menanamkan modal lebih besar di Indonesia," ujarnya.
Xiaomi berdiri pada 2010 dan kini memiliki lebih dari 20.000 orang pekerja di seluruh dunia. Sebanyak 1.600 stafnya berasal dari berbagai negara di luar China dan bekerja di kampus-kampus Xiaomi di negara itu dan berbagai lokasi di dunia.
Sejak hadir di Indonesia 2014, Xiaomi berkembang dengan cepat dari perusahaan dengan hanya 20 staf menjadi korporasi dengan sekitar 2.000 karyawan saat ini.
Staf utama Xiaomi Indonesia kini sekitar 100 orang dan pabrik telepon seluler Xiaomi di Batam memperkerjakan lebih dari 2.000 pekerja. Produksi perdana pabrik Xiaomi di Indonesia terlaksana Februari 2017, yakni ponsel Redmi 4A.
Xiaomi juga bekerja sama dengan semakin banyak pihak di Indonesia. Xiaomi pernah menyelenggarakan Suppliers Summit pada 2018 di Batam dan MIDC (Xiaomi Developers Confererence) pada September 2019 di Jakarta. MIDC sukses menarik kehadiran banyak start up Indonesia dan developer individual untuk berbagi ide mengenai pengembangan teknologi.
Diskusi antara Dubes Djauhari dengan Christine Wong juga membahas realisasi visi Xiaomi untuk memberi produk terbaik dengan harga layak.
Walaupun lebih dikenal sebagai produsen telepon seluler, pemasukan terbesar Xiaomi lebih banyak dari layanan berbasis internet. Perkembangan itu terjadi karena Xiaomi menyiapkan ekosistem yang didukung berbagai produk.
Xiaomi berharap visi perusahaan bisa dicapai melalui teknologi 5G, artificial intelligence, dan internet of things.