1. 2019, Huawei Jual 200 Juta Unit Smartphone
Huawei Consumer Business Group (CBG), Senin (28/10/2019), resmi mengumumkan penjualan 200 juta unit smartphone di sepanjang tahun 2019.
Total angka penjualan ini disampaikan 64 hari lebih awal dibandingkan dengan pengumuman penjualan dengan jumlah yang sama tahun lalu.
Baca selengkapnya di sini.
2. Dell Luncurkan Laptop Premium Terbarunya, Apa Saja Keunggulannya?
Dell Technologies meluncurkan laptop premium terbarunya, yakni XPS 13 7000 2-in-1.
Varian anyar tersebut dilengkapi dengan prosesor terbaru, yakni Intel Core generasi ke-10 yang mendukung laptop untuk mampu mengatasi beban kerja multi-thread secara intensif sembari menyajikan konten dengan resolusi 4k dengan efisien.
Baca selengkapnya di sini.
3. Implementasi 5G: Prioritas Frekuensi 28 GHz Disarankan untuk Satelit
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) meminta kepada pemerintah agar satelit menjadi penghuni utama atau primary, jika frekuensi 28 GHz digunakan untuk 5G. Dengan begitu, ketika interferensi saat berbagi frekuensi dilakukan, industril satelit tetap menjadi prioritas.
Sebelumnya, Laporan industri satelit dunia atau Global Satellite Coalition (GSC) menyebutkan bahwa frekuensi 28 GHz, frekuensi yang akan diusulkan Kementerian Komunikasi dan Informatika di sidang World Radiocommunication Conferennce (WRC) 2019 untuk 5G, akan masih digunakan oleh satelit internet cepat atau High Throughput Satellite (HTS).
Baca selengkapnya di sini.
4. Telkomsel Targetkan Pembangunan 1.394 BTS USO Hingga Akhir 2019
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) meneguhkan komitmennya untuk memberikan jaringan hingga daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) dengan menggenjot pembangunan BTS USO.
Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan sebagai pemimpin pasar telekomunikasi dengan jumlah komunitas pelanggan terbesar di Indonesia.
Baca selengkapnya di sini.
5. Mematikan Google Location History Ternyata Tak Ampuh Hentikan Pelacakan
Otoritas pengawasan konsumen di Australia menggugat Google dan anak perusahaan lokalnya. Alphabet Inc., induk Google, dituduh telah menyesatkan pengguna terkait izin untuk melacak titik lokasi.
Yang menjadi sumber permasalahannya adalah fitur Google Location History pada perangkat seluler Android. Pengguna dibuat percaya bahwa mematikan fitur ini akan cukup untuk menghentikan Google menyimpan data lokasi mereka.
Baca selengkapnya di sini.