Apple & Foxconn Langgar Aturan Ketenagakerjaan di China

Hadijah Alaydrus
Senin, 9 September 2019 | 12:46 WIB
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG - Apple Inc. dan Foxconn telah melanggar aturan ketenagakerjaan di China karena telah menggunakan banyak karyawan kontrak di pabrik iPhone di negara tersebut.

Laporan dari Pengawas Tenaga Kerja China, China Labor Watch, menunjukkan kedua perusahaan diduga menerapkan jam kerja berlebihan.

Seperti dikutip dari Bloomberg, China Labor Watch merilis laporan ini jelang peluncuran iPhone seri terbaru yang akan dilakukan pada Selasa (10/9/2019).

Lembaga nirlaba tersebut melakukan investigasi di sejumlah pablik di China dan mengungkapkan bahwa mereka telah membongkar sejumlah dugaan pelanggaran hak ketenagakerjaan yang beberapa partner bisnis Apple pada masa lalu.

Dalam laporan terakhirnya, China Labor Watch mengungkapkan pihaknya menyewa sejumlah penyidik rahasia yang ditempatkan di pabrik Foxconn di Zhengzhou, China. Bahkan, salah satu dari penyedik tersebut ditempatkan di pabrik tersebut selama empat tahun.

Salah satu temuan adalah ketentuan pegawai kontrak yang mencapai hampir 50 persen dari tenaga kerja di pabrik tersebut pada Agustus lalu.

Adapun, undang-undang ketenagakerjaan di China hanya memperbolehkan jumlah pegawai kontrak maksimal 10 persen dari total pegawai yang dipekerjakan.

Apple membenarkan jumlah pegawai kontrak tersebut melebihi standar yang ditetapkan setelah melakukan investigasi internal.

Apple mengungkapkan pihaknya akan segera menyelesaikan masalah ini dengan Foxconn.

Foxconn Technology Group juga membenarkan temuan tersebut. Foxconn mengatakan pihaknya menemukan bukti bahwa penggunaan pegawai kontrak yang melebihi batas dan jumlah jam kerja lembur berlebihan.

Namun, Foxconn melakukan konfirmasi yang menunjukkan bahwa kerja lembur tersebut bersifat sukarela dan tidak konsisten dengan pedoman perusahaan.

"Kami akan mengatasi masalah ketenagakerjaan yang telah teridentifikasi di fasilitas Zhengzhou dan kami akan memantau situasinya dengan cermat. Kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah tambahan apa pun yang mungkin diperlukan untuk memenuhi standar tinggi yang kami tetapkan untuk operasi kami," ungkap Foxconn dalam pernyataan resmi perusahaan.

Rantai pasokan Apple telah mendapatkan banyak kritik terkait dengan rendahnya standar ketenagakerjaan selama bertahun-tahun dan perusahaan telah menekan mitra bisnis manufakturnya untuk memperbaiki kondisi pabrik atau kehilangan bisnisnya.

Foxconn dengan bendera Hon Hai Precision Industry Co. memiliki ratusan pegawai kontrak untuk mendukung produksinya dan memenuhi permintaan iPhone selama musim liburan tiap tahunnya.

China Labor Watch didirikan pada tahun 2000 sebagai organisasi nirlaba yang banyak melakukan investigasi di pabrik-pabrik China dan perusahaan multinasional yang memproduksi mainan, sepatu, elektronik dan produk lainnya.

Organisasi ini diketahui memiliki kantor di New York dan Shenzhen. Kepada Apple, China Labor Watch menegaskan agar perusahaan memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk melakukan perbaikan fundamental.

Selain Apple, China Labor Watch juga memonitor sejumlah perusahaan Antara lain Nike Inc, Adidas AG dan pabrik sepatu milik putri Presiden Trump, Ivanka Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper