Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan ponsel pintar murah dinilai dapat mendorong penetrasi ponsel pintar di Indonesia.
Direktur Institutional Equity Sales CGS-CIMB Securities Kartika Sutandi menjelaskan, ponsel pintar kelas bawah dan menengah yang ada saat ini sudah dapat memenuhi sejumlah kegiatan sederhana pelanggan operator, seperti menonton video dan mengirim pesan singkat.
Berdasarkan laporan Opensignal diketauih bahwa kecepatan download gawai kelas atas atau gawai premium di Indonesia hanya 1,7 kali lebih cepat dibandingkan dengan gawai kelas bawah.
Kondisi yang dicatatkan Indonesia setara dengan kondisi di beberapa negara seperti Jerman, Argentina, Swedia, Denmark, Pakistan dan lain-lain.
Adapun di Thailand kecepatan download gawai kelas premium 4,3 kali lebih cepat dibandingkan dengan gawai kelas bawah. Sedangkan, gawai premium di Vietnam hanya 1,4 kali lebih cepat dibandingkan dengan gawai kelas bawah.
Kartika menambahkan selain menjual gawai kelas bawah dan menengah, hadirnya regulasi yang menekan peredaran gawai ilegal melalui International Mobile Equipment Identity (IMEI) diyakini juga dapat mendorong penetrasi ponsel pintar.
Dia berpendapat regulasi mengenai pengawasan IMEI memberikan kepastian pada sejumlah investor atau produsen gawai untuk membangun pabrik di Indonesia, sehingga harga gawai nantinya dapat lebih murah dan penetrasi ponsel pintar makin melesat.
Kehadiran sistem IMEI merupakan langkah tepat dalam menekan peredaran gawai ilegal di Indonesa, mengingat tanah air merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pintu untuk masuk, sehingga perlu ada sistem yang bekerja untuk membatasi.
“Perusahaan gawai mungkin tidak mau masuk ke Indonesia besar-besar, karena buat apa investasi besar, kalau gawai ilegal masuk dari mana-mana,” kata Kartika kepada Bisnis.com, belum lama ini.