Investasi Startup Bakal Meroket Semester II/2019, Sektor Apa yang Diminati?

Deandra Syarizka
Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:02 WIB
pendanaan startup
pendanaan startup
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Tren pendanaan perusahaan rintisan (startup) sepanjang semeter I/2019 mengalami penyusutan bila dibandingkan dengan tahun lalu, disebabkan oleh minimnya investasi skala besar yang diperkirakan baru marak terjadi pada semester kedua.

Laporan bertajuk Southeast Asia Tech Investment H1-2019 yang dipublikasikan oleh Cento Ventures menyatakan tren pendanaan perusahaan rintisan baik di regional Asia Tenggara maupun Indonesia sama-sama mengalami penurunan dari tahun lalu.

 Nilai total investasi perusahaan rintisan di Asia Tenggara hampir menyentuh US$6 miliar sepanjang paruh pertama tahun ini, menurun  27% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$8,3miliar.

Sementara itu, investasi yang terhimpun di Indonesia mencapai US$679 juta, anjlok dari semester pertama tahun lalu yang mencapai US$4 miliar.

Analis Cento Ventures Marco Hadisurya menyatakan meskipun mengalami penurunan, pihaknya memprediksi investasi akan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Pasalnya, besaran investasi jumbo yang tengah dihimpun decacorn dan unicorn saat ini bakal dikucurkan pada semester kedua.

“Kita mengantisipasi sejumlah kesepakatan besar atau mega deals yang akan tercapai pada semester kedua tahun ini, termasuk dan tidak terbatas  pada pendanaan yang tengah dihimpun Gojek dan Traveloka,” ujarnya, Selasa (20/8/2019).

Dia menambahkan, selama kondisi ekonomi membaik, tren para semester kedua 2019 akan mirip dengan paruh pertama, ditandai dengan meningkatnya aktivitas tahap awal perusahaan rintisan, dan meningkatnya antusiasme pada perusahaan teknologi Vietnam.

Dalam laporannya, Cento Ventures menyebut Indonesia dan Singapura masih menyerap mayoritas investasi perusahaan rintisan yang ada di Asia Tenggara, diikuti oleh Vietnam yang mengalami peningkatan, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Lebih lanjut, pihaknya juga berharap sejumlah perusahaan teknologi di Asia Tenggara dapat mencapai status unicorn atau bervaluasi di atas US$1 miliar pada tahun ini. Selain itu, dia juga memprediksi adanya  exit penting yang dilakukan sejumlah perusahaan pada periode mendatang.

Adapun dari jenis vertikalnya, perusahaan  teknologi multivertikal menyerap investasi terbanyak hingga US$2,3 miliar, diikuti dengan perusahaan perjalanan, ritel, layanan keuangan, logistik, dan kesehatan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper