Industri Game Indonesia Terimpit Tuntutan Disrupsi

Rahmad Fauzan
Selasa, 13 Agustus 2019 | 15:07 WIB
Peserta bermain game online PUBG pada acara Spirit of Millennials Games Day 2018 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Peserta bermain game online PUBG pada acara Spirit of Millennials Games Day 2018 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

1Gelombang Peralihan Bisnis Gim

Era disrupsi tidak hanya melanda industri gim daring. Bahkan, pasar gim konsol besar seperti Amerika Serikat dan Inggris pun bakal merasakan gelombang peralihan tersebut.

Pada masa mendatang, industri gim konsol akan terdisrupsi seiring dengan makin maraknya bermunculan gim streaming yang tersedia di platform-platform yang terhubung dengan teknologi komputasi awan. 

"Ke depannya, gim streaming akan sangat banyak, terutama karena disokong oleh jaringan 5G," ungkap Joddy.

Beberapa bulan lalu, Google telah memperkenalkan layanan gim komputasi awan atau gim streaming, yakni Stadia Connect. Adapun, layanan tersebut akan segera mulai bisa dinikmati mulai 19 Agustus 2019 mendatang.

Di Indonesia, layanan sejenis juga akan diperkenalkan pada 17 Agustus 2019, tepat di hari Kemerdekaan Nasional, oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., melalui platform bernama Gameqoo.

 Oleh karena gim streamingmemerlukan kualitas jaringan sangat baik, maka untuk dapat mengakses Gameqoo pengguna di Tanah Air harus berlangganan Indihome guna menjamin kualitas jaringan.

Selain itu, pada 24 Agustus 2019, Telkom akan meluncurkan inkubator gim yang berlokasi di kawasan Digital Valley, Bandung.

Salah satu pengembang gim besar di Indonesia, yakni Agate, juga telah melakukan kerjasama dengan Telkom selaku distributor melalui inisiatif yang dinamakan Oolean. Pengembang gim Indonesia lain yang digandeng oleh Telkom adalah Anantarupa.

Telkom rencananya juga akan menyediakan layanan carrier billing. Layanan tersebut adalah strategi khusus perusahaan dalam menghadapi era disrupsi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menurunkan harga konten.

Sebagai perusahaan yang juga menjadi agregator dengan brand-nya UPoint, Telkom pun telah menyiapkan beberapa langkah. Salah satunya adalah melakukan bundling dengan perusahaan pusat data (data center) serta jaringan distribusi konten (content distribution network/CDN) untuk memperkuat kualitas jaringan layanan-layanan yang disediakan.

Upaya-upaya tersebut, diyakini dapat menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi oleh industri gim Tanah Air di era disrupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper