Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menggelar pertemuan organisasi pemangku kepentingan industri nirkabel Asia Pasifik di ICE BSD. Dalam Meeting of the APT Wireless Group ke-25 tersebut, Indonesia mengisiasi kajian teknologi stasiun pemancar balon udara atau High-Altitude Platform Station.
Meeting of The APT Wireless Group ke-25 yang dijadwalkan berlangsung 1 – 5 Juli 2019 akan membahas beragam isu di dunia teknologi, informasi dan komunikasi seperti Draft APT Recommendations, APT Reports, Liaison Statements untuk program APT Work dan ITU-R Study Group serta survei kuesioner terkait rencana kerja lanjutan sidang tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail mengatakan dalam acara tersebut, Indonesia membawa proposal mengenai inisiasi kajian terkait dengan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS), uji coba 5G, serta isian kuesioner Vehicle-Mounted Earth Station (VMES) terhadap jaringan terrestrial dan jaringan satelit.
Indonesia, kata Ismail, melihat HAPS sebagai solusi teknologi yang menjanjikan sekaligus perlengkap terhadap jaringan terestrial dan jaringan satelit.
“Keberadaan HAPS dapat membantu mengatasi kesejangan digital serta solusi komunikasi kebencanaan untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan rawan bencana,” kata Ismail di Indonesia Convention Exibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Senin (1/7/2019).
HAPS adalah teknologi yang menyediakan layanan nirkabel narrowband dan telekomunikasi broandband yang mirip dengan sistem satelit. Namun, teknologi ini beroperasi pada ketinggian lebih rendah dari satelit yaitu 5—20 km dari permukaan tanah.
Baca Juga Smartfren Gelar Jaringan LTE di Anambas |
---|
Jarak yang lebih dekat dengan bumi menjadikan HAPS digolongkan sebagai sebuah platform terrestrial, tetapi non-ground alias bukan stasiun bumi.
Agenda yang berlangsung selama 5 hari tersebut diikuti oleh delegasi dari 38 negara. Para delegasi kemudian dibagi ke dalam tiga kelompok kerja sidang sesuai dengan fokusnya masing-masing. Adapun kelompok sidang tersebut antara lain kelompok pada aspek spektrum, aspek teknologi, dan aspek pelayanan serta aplikasi.
APT adalah organisasi antar pemerintah yang menangani sektor tekonologi, informasi, dan komunikasi melalui kerja sama riset, inovasi, pembangunan kapasitas telekomunikasi, serta pengembangan infrastruktur digital di kawasan Asia Pasifik.