Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemerintah bisa saja membuka jaringan 5G dalam waktu dekat lewat sharing frekuensi 5G dengan satelit di pita frekuensi 3,5 Ghz.
Hanya saja, sambungnya, jaringan 5G yang digelar nantinya hanya mencangkup kawasan-kawasan yang di luar area layanan satelit ataupun sebaliknya. Adapun jika ingin mendapat manfaat sepenuhnya dari frekuensi 3,5 Ghz, pemerintah harus menunggu hingga kontrak frekuensi satelit habis pada 2024.
“Menunggu satelitnya selesai, atau kita selenggarakan, jika ‘kebeletnya’ sudah pasti, kita bisa menggunakan 3,5 Ghz tetapi di daerah yang tidak tercangkup oleh satelit Extended C, nah kebanyakan [Extended C] tidak digunakan di Pulau Jawa,” kata Rudiantara di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Dia menambahkan meskipun peluang pemanfaatan 5G di 3,5 Ghz terbuka, tetapi menurut Rudiantara, hingga saat ini keberadaan 5G belum terlalu mendesak. Hal tersebut tampak dari ekosistem 5G yang belum terbangun dan belum ada permintaan dari sektor ritel.
Tidak hanya itu, Rudiantara juga membandingkan perkembangan 5G antara Indonesia dengan Jepang dan Korea Selatan. Rudiantara menilai pemanfaatan 5G di Jepang karena negara tersebut tengah mempersiapkan diri menjadi tuan rumah olimpiade.
“Kalau di Korea, pasarnya diprioritaskan untuk pasar korporasi,” kata Rudiantara.
Baca Juga Diskusi Formula Tarif Data Masih Alot |
---|
Rudiantara menjelaskan meski menghadapi sejumlah masalah dalam menggelar 5G, tetapi Indonesia terus melakukan uji coba sambil melihat arah pergerakan teknologi 5G termasuk dengan melihat kondisi politik dunia.
“Kami membaca sambil uji coba,” kata Rudiantara.