Bisnis.com, JAKARTA - AARNet, Google, Indosat Ooredoo, Singtel, SubPartners, dan Telstra mengumumkan pada akhir Mei lalu bahwa sistem kabel bawah laut INDIGO sudah siap untuk digunakan oleh anggota konsorsium, setelah penyelesaian sesuai jadwal INDIGO West (4.600 km Singapura ke Perth) dan INDIGO Central (4.600 km kabel Perth ke Sydney).
Dengan teknologi ini, setiap anggota konsorsium dapat secara mandiri memanfaatkan sistem kabel baru untuk meningkatkan jaringan mereka dan memungkinkan peningkatan kapasitas sesuai permintaan.
Sistem Kabel Bawah laut INDIGO memiliki panjang 9.200 km. Sistem kabel INDIGO akan memperkuat konektivitas antara Australia dan pasar Asia Tenggara.
Tidak hanya itu, dengan teknologi optik koheren saat ini, kabel dapat mendukung hingga 36 terabit per detik, setara dengan secara bersamaan streaming jutaan film per detik.
Penyelesaian sistem kabel yang tepat waktu dibutuhkan karena ekonomi Asia semakin didorong oleh konektivitas digital. Disamping itu, menurut TeleGeography permintaan bandwidth antara Asia dan Australia akan mencapai 75Tbps pada tahun 2025 dan sistem kabel bawah laut INDIGO akan membantu memenuhi permintaan yang meningkat secara eksponensial untuk konektivitas langsung antara Singapura dan Australia.
Tonggak sejarah ini mengikuti pengumuman pada bulan April 2017 bahwa konsorsium telah membuat perjanjian dengan Alcatel Submarine Networks untuk membangun sistem kabel INDIGO yang menghubungkan Singapura, Perth dan Sydney, dengan dua pasangan serat tambahan yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui unit cabang.
Dejan Kastelic, Chief Technology and Information Indosat Ooredoo mengatakan pihaknya sangat senang dengan kesiapan INDIGO.
Dia meyakini kabel ini akan mendiversifikasi koneksi internasional perseroan di seluruh Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat, melayani peningkatan permintaan lalu lintas data dan memperluas peluang bagi konsumen korporasi dan ritel.
"Ini mendukung visi kami untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terkemuka dengan menyediakan konektivitas data kelas dunia dan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia," kata Dejan dalam rilis yang diterima Bisnis, Sabtu (15/6/2019).
Kemudian, Head of International Telstra, Oliver Camplin-Warner mengatakan pengembangan sistem kabel INDIGO memperkuat hubungan antara jaringan perseroan di Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat.
"Jaringan bawah laut yang luas merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhan internasional dan kami akan terus berinvestasi pada kapasitas tambahan untuk memenuhi permintaan data pelanggan yang meningkat dan mempertahankan kepemimpinan jaringan kami di kawasan Asia-Pasifik,"kata Oliver.
Sementara itu, CEO AARNet, Chris Hancock mengharapkan kesiapan INDIGO ini, menjadi infrastruktur pendukung pertumbuhan data di masa depan dalam penelitian intensif data kolaboratif dan pendidikan transnasional.
"INDIGO adalah salah satu dari beberapa investasi yang akan memastikan bahwa Australia dan mitra kami di Asia memiliki konektivitas internasional yang mereka butuhkan untuk memberikan keunggulan dalam penelitian dan pendidikan selama beberapa dekade mendatang," kata Chris.