Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 14 saluran YouTube asal Rusia yang tidak dilabeli dengan sponsor negara dilaporkan telah menyebarkan disinformasi dan berhasil meraup miliaran penonton serta jutaan dolar dari iklan, bertentangan dengan kebijakan yang dimiliki YouTube sebagai layanan streaming terpopuler dunia.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (8/6/2019), saluran-saluran tersebut, termasuk saluran baru NTV dan Russia-24, memuat desas-desus yang salah mulai dari informasi mengenai politisi Amerika Serikat yang melindungi sekelompok pengepul organ tubuh manusia, sampai dengan kejatuhan ekonomi di negara-negara Skandinavia.
Kendati memuat konten disinformatif, akan tetapi warganet tetap beramai-ramai mendatangi saluran tersebut, begitu juga perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat dan Eropa yang tetap memasang iklan.
Salah satu penelitian yang belum dipublikasikan oleh Omelas, sebuah perusahaan asal Washington, Amerika Serikat, yang menelusuri jejak ekstremis daring, memberikan pandangan yang sangat komprehensif mengenai keberhasilan pemerintah Rusia dalam menarik penonton dan meraup pundi-pundi dari propaganda via YouTube, dengan dua miliar penonton bulanan dari seluruh dunia.
Youtube, yang notabene adalah milik Alphabet Inc., memperkenalkan suatu kebijakan pada Februari 2018 untuk mengidentifikasi saluran-saluran, terutama yang memuat item-item baru dan secara keseluruhan atau pun sebagian didanai oleh pemerintah, dalam rangka membantu pengguna menentukan konten yang layak lihat.
YouTube mengatakan pihak negara menyangkal telah mengucurkan dana kepada 13 saluran, termasuk 8 saluran yang menyebarkan disinformasi. Selain itu, 12 sponsor yang mendanai saluran yang teridentifikasi oleh Omelas telah melakukan penyesatan atau pun melaporkan berita yang tidak akurat, telah dilabeli sebagai sponsor resmi negara.
Secara kolektif, sebanyak 26 saluran twlah menarik 9 miliar penonton sejak Januari 2017 sampai dengan Desember 2018. Selain itu, sebanyak 24 saluran Rusia yang tidak memiliki sangkut paut dengan konten-konten disinformatif berhasil meraup 4 miliar penonton.
Omelas memperkirakan sebanyak 13 miliar penonton tersebut dapat menghasilkan lebuh dari US$58 juta dari iklan, termasuk beberapa pengiklan dari Barat. Rusia pun diperkirakan bisa memperoleh US$7 juta hingga US$32 juta melalui standar pembagian pendapatan YouTube, sedangkan YouTube sendiri dapat mengatongi US$6 juta hingga US$26 juta.
Namun, sejauh ini masih sulit untuk dilakukan analisa secara akurat karena YouTube hanya membagikan sedikit data mengenai jumlah penonton dan angka penjualan.