Bisnis.com, JAKARTA – Estonia disebut-sebut sebagai negara paling sukses dalam memanfaatkan teknologi Blokchain. Estonia adalah negara di Eropa utara, pecahan dari Uni Soviet pada 20 Agustus 1991. Pada 2015 jumlah penduduk Estonia mencapai 1,34 juta.
Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia, M. Deivito Dunggio, mengatakan dengan jumlah penduuduk tersebut, Estonia berhasil menggelar teknologi Blockchain.
Penerapan teknologi blockchain di Estonia dalam bentuk pemilu. Pendataan peserta pemilu tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan menggunakan Blockchain.
“Estonia kependudukan sudah didigitalisasi, pemilu mereka juga memanfaatkan blockchain,” kata Deivito di Jakarta pada Sabtu (11/5/2019).
Deivito mengatakan teknologi Blokchain dapat diandalkan dalam saat pemilu. Alasannya, dengan sistem yang transparan dan sulit diretas, teknologi membuat pemilihan umum semakin tranparan.
Dia berharap pada 2024 Indonesia dapat meniru Estonia dalam pemanfaatan Blockchain untuk pemilu, meskipun infrastruktur untk membangun teknologi ini diprediksi cukup mahal.
"Use case pemilu sangat bisa, akan lebih cepat dalam mengetahui hasil nantinya bahkan tidak mudah dimanipulasi," kata Deivito.
Teknologi Blockchain adalah teknologi tanpa perantara yang terdesentralisasi atau tidak terpusat pada satu titik.
Dengan blockchain, kita dapat mengirimkan data, nilai, dan informasi secara instan tanpa perlu bergantung pada pihak ketiga.
Disamping itu, segala transaksi di Blokchain bersifat transparan sehingga kita bisa mengetahui transaksi antara dua akun secara real time. Hanya saja, alamat yang tertera berupa ‘separuh anonymous’ karena hanya berupa kode angka dan huruf.