Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. sudah 5 tahun konsentrasi di industri gim Tanah Air.
Salah satu perwakilan MelOn (platform database musik dan aplikasi konten musik digital), Telkom Group, Chandra Thamrin mengatakan bisnis gim di Indonesia sangat potensial.
“Telkom sudah fokus ke bisnis gim dari dulu. Namun, dari keuntungan bisnis gim di Indonesia secara keseluruhan, hanya 19% penghasilan yang berasal dari developer lokal,” kata Chandra dalam acara Telkom DIGISUMMIT 2019, di Jakarta, Kamis (11/4).
Bahkan, lanjutnya, hanya sebesar 0,4% dari seluruh pendapatan di industri tersebut yang bisa dinikmati oleh pengembang dalam negeri.
Angka tersebut dibenarkan oleh salah satu perwakilan Asosiasi Game Indonesia, Narendra Wicaksono. Dia mengatakan rendahnya angka yang diperoleh pengembang gim lokal tidak bersesuaian dengan kemampuan masyarakat yang bisa membuat gim-gim berkualitas.
Sementara itu, selaku atlet e-sports asal Indonesia, FF Audrey, mengatakan pihak pengembang gim lokal harus lebih kreatif, terutama dari segi grafik dan ide.
Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan bahwa gim lokal dapat bersaing di ranah internasional, karena sudah ada beberapa produk dalam negeri yang sukses di kancah global, yaitu gim bergenre horor, Dreadout.
Tidak hanya pengembang, tetapi pemain pun juga harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk bersaing di ranah internasional. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa gim bisa mendatangkan income yang lumayan besar,” papar Audrey.
Selain itu, dia berharap ajang-ajang gim juga bisa dilakukan di luar Jakarta dan pemerintah bisa lebih memperhatikan para gamer dari luar Ibukota dengan provider yang mendukung.
Adapun, Deputy of Infrastructure Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan yang menjadi tugas pemerintah adalah pembangunan ekosistem. Bukan hanya pengembang dan pemain, tetapi juga investor. Adapun, pihak Telkom mengatakan cukup yakin bisa menarik investor asing untuk membangun industri gim Tanah Air.
Namun, dia mengakui bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendirian dan pengembang bisa saja melakukan terobosan seperti menjual gim lokal ke luar negeri.
“Angkat kearifan lokal, dan buat gim menjadi kekinian. Hal itu akan didukung oleh kerja sama antara pemerintah, asosiasi, developer gim, dan investor, untuk membuat roadmap pada akhir tahun,” paparnya.