Bisnis.com, BANDUNG - Serangan hacker atau pemain yang kerap bermain curang (cheater) disinyalir akan mengikis popularitas gim Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) yang saat ini sedang digandrungi oleh generasi milenial.
PUBG adalah sebuah permainan dengan genre battle royale, yang para pemainnya bisa bermain dengan 100 orang sekaligus secara daring. Di dalam permainan ini pemain bisa bermain solo, tim 2 orang, dan tim 4 orang, serta bisa mengundang teman untuk bergabung ke dalam permainan sebagai tim.
Gim ini diluncurkan di Steam pada Maret 2017. Saat itu, PUBG yang belum genap setahun langsung membuat rekor baru, dengan 877.844 pemain yang daring secara bersamaan pada 26 Agustus 2017 di platform Steam.
Salah seorang gamer yang telah menggeluti Gim PUBG dan mengikuti berbagai kompetisi, Ricky Ardiansyah, mengkhawatirkan eksitensi PUBG akan tergerus, seiring maraknya Hacker dari negara asing yang bermain PUBG dengan cara curang.
Dia memperkirakan jika cara curang tetap dipebolehkan dalam bermain PUBG, gim yang dikembangkan oleh PUBG Corporation tersebut akan semakin sedikit peminatnya.
“Ada beberpa pemain dari negara China yang berbuat curang [dengan cheat] , itu bisa membuat gim ini tidak hype, karena ditinggal orang-orang,” kata Ricky kepada Bisnis, Sabtu (16/3/2019).
Ricky yang juga aktif dalam pengembangan gim (developer), mengatakan kekhawatiran serupa juga terjadi di kalangan teman-temannya para pengemban gim.
Dia mengatakan melindungi sebuah gim dari serangan hacker merupakan tantangan terberat di industri gim saat ini.
“Sebagai gim developer akan stres banget kalau misalnya ada cheater, ngasih update-an buat sekuriti pasti pusing banget dan itu tantangan terberat adalah hacker,” kata Ricky.
Ricky menambahkan sepak terjang hacker gim sulit dihentikan meskioun pemerintah turun tangan dalam menangani masalah ini.
“Hacker fleskibel menghalalakan segala cara, jangankan PUBG, gim yang original saja masih bisa di crack (bobol) juga sama hacker,”kata Ricky.