Bisnis.com, JAKARTA—Kormo, aplikasi pencari kerja asal Bangladesh, kini hadir di Indonesia untuk menghubungkan pencari kerja sektor informal dengan penyedia lapangan pekerjaan.
Founder and Lead Kormo Bickey Russel menyatakan, Kormo berasal dari Bahasa Bengali yang berarti bekerja. Pendirian perusahaan rintisan ini dilatarbelakangi oleh pengamatannya terhadap generasi muda Bangladesh yang sulit mendapatkan pekerjaan.
Adapun selama tahun pertama operasionalnya di Bangladesh, Kormo mengklaim telah berhasil menyediakan 25.000 lowongan pekerjaan informal dari 400 perusahaan yang aktif, dengan tingkat retensi mencapai 80%.
“Saat ini generasi muda cukup sulit mendapatkan pekerjaan, sementara cara orang mencari kerja belum berubah. Kami ingin menyediakan solusi melalui smartphone yang dapat menyelesaikan masalah tersebut,” ujarnya saat peluncuran Kormo, Rabu (13/03/2019).
Dia menilai, kondisi yang sama juga ditemui di Indonesia. Saat ini, 42% dari total populasi merupakan generasi produktif dengan usia di bawah 25 tahun. Selain itu, penetrasi smartphone yang mencapai 60% juga menjadi salah satu alasan yang mendasari alasannya berekspansi ke Tanah Air.
Dia menyebut dalam beberapa tahun terakhir, sektor tenaga kerja informal telah menjadi kontributor bagi tenaga kerja Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018, jumlah sektor pekerja informal mencapai 70,5 juta, lebih banyak dari pekerja di sektor formal.
Dia menambahkan, salah satu tantangan umum bagi pencari kerja adalah kurangnya informasi dan platform pencari pekerjaan, terutama untuk sektor informal. Untuk mengatasi masalah ini, Kormo hadir sebagai aplikasi pencari kerja dari Google Area 120, workshop google untuk proyek eksperimental.