Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika membeberkan frekuensi yang akan digunakan untuk teknologi 5G merupakan frekuensi 3,5 GHz atau yang lebih rendah.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, untuk frekuensi 5G, Indonesia akan mengikuti rekomendasi World Radiocommunication Conferences (WRC) untuk alokasi frekuensi bagi 5G seperti band 3,5GHz atau yang lebih rendah.
"Saat ini, frekuensi tersebut masih digunakan untuk pengoperasian satelit. Tentunya, setelah selesai, frekuensi tersebut tidak akan dialokasikan lagi untuk satelit," kata Rudiantara kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Baca Juga Telkomsel Rajin Uji Coba 5G |
---|
Rudiantara mengatakan, Kemkominfo sedang mempertimbangkan untuk melakukan akselerasi penghentian penggunaan frekuensi 5G yang saat ini masih digunakan satelit. Penghentian akan memperhatikan technology & economic life time dari satelit sehingga berlaku fairness dalam bentuk kompensasi.
Rudiantara menuturkan sejauh ini model bisnis 5G untuk pasar ritel atau konsumer belum ada di Indonesia.
Pada umumnya, sambung Rudiantara, bisnis 5G dimulai dengan model bisnis untuk pasar enterprise atau korporasi bukan ritel. Hal tersebut disebabkan ekosistem device 5G untuk pasar enterprise dinilai lebih siap dibandingkan dengan pasar ritel.
Baca Juga 3 Indonesia Siap Sambut 5G |
---|
"Karena mereka [enterprise] tidak terlalu mempermasalahkan harga yang lebih maha asal terjadi efisiensi dan/atau peningkatan pendapatan yang lebih besar dari biaya 5G," tambah Rudiantara.