Bisnis.com, JAKARTA — Tingkat penetrasi belanja daring diestimasikan telah mencapai US$13 miliar, atau setara 8% dari total belanja ritel sepanjang 2018.
Kondisi ini melonjak dari perkiraan sebelumnya yang mengestimasikan hanya mencapai US$7,3 miliar atau 4,4% dari total perdagangan ritel. Hal tersebut tidak hanya karena ketersediaan data yang lebih baik ,tetapi juga pertumbuhan pengguna platform dagang-el yang sangat cepat.
Laporan berjudul e-Commerce Surge is Changing Habit yang dipublikasikan Morgan Stanley pada 31 Januari 2019 menyatakan saat ini penetrasi perdagangan elektronik Tanah Air mirip seperti kondisi perdagangan elektronik di China saat 5 tahun lalu.
Baca Juga Fore Coffee Raup Investasi Rp127 Miliar |
---|
“Kami memperkirakan pasarnya akan terus tumbuh, dan memproyeksikan laju majemuk pertumbuuhan tahunan (CAGR )32% dalam 5 tahun mendatang, dengan tingkat penetrasi mencapai 18% pada 2025,”seperti dikutip dari riset tersebut, Selasa (05/02).
Riset tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pemain penting di industri ini, dan mengombinasikan laporan dari pihak ketiga seperti McKinsey dan Google-Temasek, juga dengan menggabungkan survey yang dulakukan terhadap 1.582 orang di delapan kota di Indonesia pada Oktober 2018 mengenai kebiasaan berbelanja dengan platform dagang-el.
Hasil survei tersebut menunjukkan, pakaian menjadi ketagori terbesar yang dibelanjakan secara online, dengan lebih dari 93% pengguna yang disurvei telah berbelanja produk kategori tersebut dalam setahun terakhir. Bahkan, setengah dari total responden mengaku berbelanja pakaian secara online setidaknya sekali dalam sebulan.
Selanjutnya, mayoritas responden juga meyakini bahwa berbelanja secara daring akan menjadi metode utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menariknya, kecepatan pengiriman juga menjadi pertimbangan utama para responden, diikuti dengan keragaman dan harga produk.
Produk yang paling banyak dibeli melalui platform dagang-el antara lain pakaian dan sepatu, makanan restoran, perabotan rumah, produk kecantikan, gawai elektronik, kebutuhan sehari-hari, alat elektronik, produk kesehatan dan kebugaran serta produk bayi, dan mainan.
“Bagaimanapun, kami percaya bahwa toko ritel in-store tetap memegang peranan penting untuk konsumen Indonesia, meskipun sejumlah barang seperti pakaian dan sepatu lebih banyak dibelanjakan secara online,” ungkap laporan tersebut.