Penjualan Smartphone Huawei Tembus 200 Juta Unit

Dhiany Nadya Utami
Kamis, 27 Desember 2018 | 16:10 WIB
Huawei Mate 20 Pro/Huawei
Huawei Mate 20 Pro/Huawei
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengapalan ponsel pintar Huawei secara global mencapai 200 juta unit sepanjang 2018. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi selama 8 tahun terakhir.

Tercatat, tahun ini pengapalan ponsel mereka tumbuh enam kali lipat dibandingkan dengan tahun 2010 silam yang hanya sekitar 3 juta unit. Saat ini, Huawei menduduki posisi 3 besar vendor teratas di dunia.

Adapun, berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC), pada kuartal kedua dan ketiga 2018, Huawei meraih posisi terbesar ke-2 di dunia dengan pangsa pasar global 14,6%.

Huawei mengklaim ponsel pintar mereka digunakan lebih dari 500 juta orang di lebih dari 170 negara di seluruh dunia.

Salah satu seri premium Huawei yakni P20 Series menyumbang total angka pengapalan lebih dari 16 juta unit sejak dilempar ke pasaran pada Maret 2018 dengan pembeli wanita mencapai hampir setengahnya. Sementara itu, seri premium lainnya yakni Mate 20 telah dikapalkan lebih dari 5 juta unit dalam waktu sebulan setelah perilisan.

Di sisi lain, seri menengah Huawei yaitu Huawei Nova disebut sangat popular di antara anak muda. Bahkan, Huawei mengklaim model Nova 3 sebagai smartphone khusus selfie terpopuler pada 2018 sedangkan suksesornya yaitu Nova 4 diprediksi akan melanjutkan kekuatan seri ini.

Sampai akhir 2018, seri Nova yang sangat populer sudah terjual lebih dari 65 juta unit, membuatnya jadi yang teratas di jajaran smartphone mid-range dari Huawei.

Deputy Country Director Huawei Device Indonesia Lo Khing Seng menuturkan selama 8 tahun terakhir, Huawei Consumer BG tetap setia dengan konsep "consumer-centric" dan menggunakan inovasi untuk menciptakan nilai lebih bagi penggunanya.

Menurutnya, Huawei telah memimpin dalam sejumlah teknologi paling popular, inovatif, dan kompetitif di industri, seperti fotografi, daya baterai, komunikasi, dan artificial intelligence (AI).

“Inovasi-inovasi ini telah memenangkan hati pengguna di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,” kata Khing Seng dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/12/2018).

Selain itu, Khing Seng menegaskan bahwa Huawei telah meletakkan masalah perlindungan privasi lebih dari sekadar urusan komersial dan sudah tunduk pada perlindungan privasi Generally Accepted Privacy Principles (GAPP), framework teknologi privasi paling ketat di dunia, dan tunduk pada semua syarat yang diatur dalam General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa.

Huawei juga menerapkan prinsip-prinsip Privacy by Design pada seluruh aktivitas pengembangan produk, desain, verifikasi, penjualan, service, dan procurement. Huawei juga dibangun di atas arsitektur terbuka ARM dan sistem Google Android untuk lebih jauh memperkuat keamanan bagi perangkat dan penggunanya.

“Huawei percaya bahwa privasi dan keamanan penggunanya sama pentingnya dengan membuat produk yang luar biasa dan menarik, sebab ini adalah persoalan kepercayaan antara kami dan pengguna kami di seluruh dunia,” tuturnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper