Bisnis.com, JAKARTA -- Platform periklanan mobile games, POKKT, bersama Mobile Marketing Association (MMA) dan Decision Lab melansir laporan yang menggambarkan potensi pasar mobile gaming sebagai media beriklan di Indonesia.
Laporan berjudul "The Power of Mobile Gaming in Indonesia" mengungkap terdapat lebih dari 60 juta pemain gim aplikasi mobile di Indonesia sepanjang tahun lalu. Angka tersebut diprediksi terus tumbuh hingga mencapai 100 juta pemain pada 2019-2020.
Laporan itu menyebut rata-rata pemain gim aplikasi mobile di Indonesia menghabiskan 53 menit setiap harinya untuk bermain.
Basis gamers aplikasi gim mobile di Indonesia terdiri atas 49% laki-laki dan 51% perempuan. Temuan tersebut memperlihatkan aplikasi gim mobile sama populernya di kalangan laki-laki maupun perempuan.
Golongan usia 16-24 tahun dan 25-34 tahun sama-sama menguasai 27% dari basis keseluruhan para gamers, sedangkan kelompok 35-44 tahun memiliki porsi 24%. Pengguna ponsel berusia 45-54 tahun juga merupakan mobile gamer yang aktif, dengan porsi 17%.
Co-founder sekaligus CEO POKKT Rohit Sharma mengungkapkan terdapat lebih dari 50 juta pengguna smartphone di Indonesia yang bisa menghabiskan lebih dari 60 menit setiap hari bermain mobile game.
"Kami telah membangun kemampuan machine learning dan kemampuan data agar pengiklan bisa menargetkan iklannya lebih baik. Laporan ini menjelaskan lebih lanjut fakta bahwa mobile games adalah platform yang besar bagi mobile advertising di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Managing Director MMA Asia Pasifik Rohit Dadwal mengungkapkan pemain gim selalu dianggap terbatas berasal dari kalangan usia muda. Namun, penelitian tersebut menemukan sebaliknya dan mampu mengubah persepsi pasar tentang pemain gim yang belum tersentuh pengiklan.
"Penerimaan terhadap iklan di mobile games lebih tinggi karena 55% gamers menganggap bahwa iklan yang ada di platform gaming lebih terpersonalisasi,” terangnya.
Founder Decision Lab Aske Østergård menyatakan dalam beberapa dekade terakhir terdapat stereotipe yang mengategorikan pemain gim mobile sebagai remaja laki-laki terisolasi yang duduk di sofa di ruang bawah tanah yang gelap.
"Studi terbaru kami justru mengungkapkan lebih dari separuh orang Indonesia yang terhubung dengan internet sedang memainkan gim di perangkat seluler mereka. Ini termasuk ibu-ibu dengan anak-anak di bawah 10 tahun. Oleh karena itu, mobile game kini telah menjadi media yang cukup mainstream," paparnya.
Laporan POKKT turut menemukan fakta bahwa pengguna ponsel pintar di Indonesia menghabiskan sekitar 25% dari waktunya untuk bermain gim mobile ketika memegang perangkatnya. Persentase tersebut melebihi aktivitas lain, termasuk waktu untuk mengakses media sosial.
Sebanyak 68% pengguna ponsel mengaku membuka aplikasi gim mobile beberapa kali dalam sehari. Hal tersebut menunjukkan bahwa beragam merek ponsel dapat menggunakan aplikasi gim mobile sebagai media untuk membidik calon konsumen tertentu dengan frekuensi lebih tinggi.
Iklan video dalam gim yang menawarkan hadiah juga merupakan format iklan yang paling disukai, dengan 37% dari mobile gamers menganggapnya tidak seberapa mengganggu dan lebih menyenangkan.