Bisnis.com, JAKARTA – Kedaulatan digital dinilai belum tercipta di Indonesia di tengah masifnya arus investasi di sektor teknologi informasi nasional.
Chief Data Scientist PT Envy Technologies Indonesia Mahendra mengatakan selama ini investasi digital di Indonesia terbilang eksploitatif. Pasalnya, layanan tersebut membebankan tarif atau biaya yang tinggi kepada para penggunanya.
“Di sini belum terjadi kedaulatan digital. Investasi digital sudah mengarah eksploitatif,” jelasnya di sela-sela kunjungan ke redaksi Bisnis Indonesia, Kamis (4/10/2018).
Mahendra mencontohkan transaksi keungan melalui layanan digital payment selama ini cenderung membebankan bunga tinggi, yakni di kisaran 2%--3%. Hal itu dinilai sangat eksploitatif.
Oleh karena itu, dia mengatakan Envy Technologies Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam pengembangan internet of things atau IoT, bakal mendorong hadirnya sebuah ekosistem digital yang lebih ramah dari sisi biaya.
“Apabila transaksi digital dengan fee yang eksploitatif, riba artinya. Kami ingin hadirkan platform kami bisa lebih manusiawi. Kami ingin jadi yang pertama,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang cama, CEO PT Envy Technologies Indonesia Mohd Sopiyan Rashid mengatakan pihaknya bakal merealisasikan ekspansi layanan jasa teknologi informasi hingga ke sejumlah negara di Asia Pasifik dalam 3 tahun ke depan.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Scan Nusantara ini ingin menyasar Malaysia, Singapura dan negara lainnya di Asia Pasifik.