Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan akses terhadap aplikasi Tik Tok yang diblokir pada Selasa (3/7/2018) lalu kembali dibuka karena pihak Tik Tok telah memenuhi persyaratan yang diminta pemerintah.
Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan respons Tik Tok terhadap pemblokiran aplikasi sangat cepat.
“Artinya Tik Tok melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial,” katanya saat memberikan keterangan resmi di Kantor Kominfo, di Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Per siang tadi, ujar Semmy, pemerintah memverifikasi pembersihan konten negatif Tik Tok dari platformnya. Selain itu, Tik Tok juga mengembangkan sistem keamanan yang dilengkapi kecerdasan buatan (artificial inteligence/AI) untuk membantu penyaringan konten negatif di kemudian hari.
Tik Tok juga telah memenuhi persyaratan lain seperti mendirikan kantor di Indonesia untuk mempermudah jalur komunikasi, menambah staf untuk mengawasi aliran konten hingga 200 orang dalam 2 tahun ke depan, serta mengubah kebijakan pengguna yang semula tertulis dalam bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia.
"Juga menunjuk content manager khusus Indonesia supaya mengerti konteks Indonesia," tambahnya.
Selain itu, Tik Tok dan pemerintah membuat kanal khusus untuk aduan sehingga pemerintah tak perlu menempuh jalur layanan pelanggan jika ada konten yang bermasalah dan dapat langsung menghubungi pihak Tik Tok yang berwenang.
Mengenai kantor, saat ini Tik Tok tengah mengurus izin mendirikan perseroan terbatas di Indonesia. Untuk lokasinya, kantor Tik Tok akan berada di sebelah kantor BaBe, aplikasi aggregator berita milik ByteDance, induk perusahaan yang menaungi Tik Tok.
Aplikasi video pendek ini sendiri tercatat memiliki setidaknya 10 juta pengguna aktif di Indonesia. Belakangan popularitas Tik Tok menanjak karena banyak digunakan sebagai media ekspresi dan kreasi oleh anak muda di Tanah Air.
