Bisnis.com, SINGAPURA – International Business Machines atau IBM menekankan pentingnya setiap lembaga pendidikan mulai mengintegrasikan metode pembelajaran dengan artificial intelligence atau kecerdasan buatan guna menyiapkan tenaga kerja yang bisa mengoptimalkan sistem ini.
Janet Ang, Vice President, Industry Solutions and Business Development, IBM Asia Pacific menyatakan lembaga pendidikan saat ini berkepentingan paling besar untuk mengandalkan kecerdasan buatan.
Dia menilai, penggunaan kecerdasan buatan ini bukan sekadar memberikan training tetapi juga memberikan pemahaman tentang pentingnya keamanan data dari para pekerja.
“Ada banyak skills yang kita harus pikirkan bagaimana nanti orang-orang dari pendidikan rendah bisa belajar siap menghadapi dan mengandalkan digital ekonomi ini,” ujar Janet di Resort World Sentosa dikutip Bisnis pada Sabtu (12/5/2018).
Dia menyatakan, saat ini seluruh institusi pendidikan di Asia Pasifik tengah bekerja keras menghadapi tantangan tersebut. Mereka tengah mengupayakan agar kecerdasan buatan ini bisa menjadi obat dan bukan boomerang bagi manusia. Sebagai contoh, sistem teknologi terintegrasi ini bisa mengolaborasikan bank dengan sejumlah bisnis lain.
Ada pun sejumlah negara di Asia Pasifik sudah memutuskan kerjasama dalam program Asia Smart Nation. Di Asia Tenggara, fokus utama dari kolaborasi ini adalah memutuskan rantai pasokan yang terlalu mahal karena menguras biaya sangat banyak.
Dia menyebut, salah satu negara yang membuktikan keseriusannya adalah Singapura. “Kita butuh untuk melatih diri kita dan perusahaan agar membangun inovasi sehingga cara salah satunya dengan membawa para pekerja melalui mekanisme training,” terangnya.