MENKOINFO RUDIANTARA: Perusahaan Pers Harus Mensejahterakan Karyawannya

Juli Etha Ramaida Manalu
Rabu, 3 Mei 2017 | 18:35 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat kiri) memukul gong disaksikan Director-General UNESCO Irina Bokova (ketiga kiri), Menkopolhukam Wiranto (kiri), Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kedua kiri), Menkominfo Rudiantara (ketiga kanan), Mendikbud Muhadjir Effendy (kedua kanan) dan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (kanan) pada pembukaan World Press Freedom Day di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Wakil Presiden Jusuf Kalla (keempat kiri) memukul gong disaksikan Director-General UNESCO Irina Bokova (ketiga kiri), Menkopolhukam Wiranto (kiri), Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kedua kiri), Menkominfo Rudiantara (ketiga kanan), Mendikbud Muhadjir Effendy (kedua kanan) dan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (kanan) pada pembukaan World Press Freedom Day di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Bagikan

Kabar24.com, JAKARTA - Selain diminta untuk menyajikan berita yang menyejukkan dan berperan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), media, sebagai bagian dari industri di Tanah Air juga didorong untuk bisa memperhatikan kesejahteraan seluruh karyawannya.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di sela-sela acara World Press freedom Day yang diadakan di Jakarta Convention Center.

"Kita ini justru bukan hanya melakukan pemberitaan yang sifatnya mengarah kepada kedamaian, bersifat inclusif, tetapi pada akhirnya sebagia industri, pers itu juga harus bisa mensejahterakan stakeholder, harus bisa mensejahterakan karyawan, harus bisa mensejahterakan jurnalisnya, manajemen dan lain sebagainya," katanya, Rabu (3/5/2017).

Dia melanjutkan, saat ini terdapat sekitar 47.000 perusahaan media di Indonesia. Dengan jumlah yang demikian besar, kehadiran media di tengah-tengah masyarakat harus bisa berkontribusi dalam pemenuhan kedamaian, keadilan, dan bersifat inklusif seperti yang menjadi subtema dalam acara World Press Freedom day 2017.

Dia menilai hal ini sangat relevan dengan keadaan di Indonesia, khususnya Jakarta yang baru saja menghadapi pesta demokrasi yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur.

Dia mendorong agar media bisa menyajikan berita yang bersifat damai dan mendinginkan serta jauh dari provokasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper