Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran iPhone 7 dan iPhone 7 Plus secara resmi di Indonesia pada akhir Maret 2017 ini dinilai terlambat meskipun masih disambut antusias para pengguna setianya.
Lucky Sebastian, Pendiri Gadtorade, komunitas penggemar gadget di Indonesia, mengungkapkan di kalangan komunitas penggila gadget, seperti Gadtorade, kehadiran iPhone 7 resmi ini tidak dirasakan sensasional lagi, kecuali untuk iPhone 7 berwarna merah (RED) yang baru dirilis.
"Jadi momennya sudah agak basi menurut mereka, juga tidak didukung harga yang menarik," ujar Lucky ketika dihubungi di Jakarta pada Minggu (2/4/2017).
Meskipun demikian, Lucky mengatakan pasar tentu masih menerima iPhone 7 karena masuk sebagai salah satu device flagship yang sangat terkenal.
"Hanya untuk yang resmi Indonesia, mungkin tidak terlalu banyak lagi yang berminat," ujarnya.
Menurutnya, penyebab hal ini karena penggemar fanatik atau fans yang disebut fanboy kemungkinan sudah memiliki iPhone 7, walau membeli yang bukan resmi, sejak awal-awal perangkat ponsel pintar ini diluncurkan.
"Sudah menjadi kebiasaan, iPhone 7 dari negara tetangga seperti Singapore, kemungkinan banyak dibeli oleh orang Indonesia," ujarnya.
Kemudian, penyebab lainnya selisih harganya sangat jauh antara perangkat tidak resmi dengan resmi. Lucky mengungkapkan sebagai perbandingan iPhone 7 32GB resmi Indonesia harganya Rp12 juta, sementara yang tidak resmi Rp8,5 juta.
"Selisih Rp3,5 juta ini sangat besar, lagipula tidak ada benefit lebih yang ditawarkan oleh barang resmi, karena yang sudah-sudah servisnya juga dikenal lambat," katanya.
Lucky melihat Indonesia akan menjadi pasar potensial untuk Apple, tetapi regulasi seperti (Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kemungkinan menjadi sedikit penghambat untuk Apple masuk ke Indonesia.
"Sehingga terlambat, setelah lama bernegosiasi," ujarnya.
Dia mengatakan Indonesia harusnya sekarang menjadi prioritas bagi Apple, karena untuk terus tumbuh, perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini harus mengembangkan pasar terus menerus.
"Indonesia adalah pilihan berikutnya secara demografis jumlah penduduk," ujarnya.
Lebih lanjut, Lucky menjelaskan hal ini karena Apple sudah ada resmi di negara Amerika yang penduduknya ke-3 terbanyak, China yang penduduknya pertama terbanyak dan India yang penduduknya ke-2 terbanyak.
"Indonesia adalah negara ke-4 dengan penduduk terbanyak, yang sekarang pertumbuhan pengguna smartphone-nya salah satu yang tertinggi di dunia," ujarnya.
Lucky yakin Apple akan melihat pasar Indonesia sebagai pasar yang penting, apalagi secara nama merek sudah berkibar di kalangan penggunanya di Indonesia.
"Brand Apple sudah dikenal kalangan pengguna di Indonesia, walau jumlah penggunanya sebenarnya tidak banyak, paling hanya 10%," pungkasnya.