Bisnis.com, JAKARTA−PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) menyediakan platfom Single Window City Dashboard bagi pemerintah kota sebagai langkah mewujudkan smart society dalam kerangka smart city.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengungkapkan platform ini dapat digunakan oleh pemerintah kota untuk memudahkan melihat kondisi wilayah dalam satu layar lengkap.
“Implementasi smart city menjadi sebuah fondasi penting menuju masyarakat pintar yang lebih baik, aman, nyaman dan transparan,” paparnya Senin (22/8/2016).
Platform ini akan tersedia di beberapa pemerintah kota yakni Pekanbaru dan Sukabumi. Di samping platform Single Window City Dashboard, kerjasama pun akan meliputi penyediaan aplikasi perpustakaan digital bernama i-Pekan dan i-Sukabumi.
Perpustakaan digital tersebut kini memiliki koleksi buku elektronik dan langsung dapat dinikmati oleh masyarakat dengan mengakses aplikasi perpustakaan digital secara bebas biaya.
Aplikasi perpustakaan digital ini adalah tahap awal untuk mewujudkan smart city dengan mendorong minat baca masyarakat yang menjadi salah satu pilar kota pintar berbasis teknologi Informasi.
Implementasi smart city yang merupakan pengembangan dari internet of things (IoT) diharapkan dapat bersinergi antara pemerintah kota dan para pengembang aplikasi dari operator telekomunikasi sejalan dengan pemerataan pembangunan kota pintar di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan asosiasi para wali kota pun sudah banyak membahas dan menerapkan konsep smart city dan diharapkan dapat bersinergi dengan operator telekomunikasi yang membuat aplikasi serupa.
“Bicara tentang smart city, Asosiasi Wali Kota pun sudah banyak yang membahas dan menerapkan, tetapi belum bersinergi dengan operator telekomunikasi yang memiliki developer muda atau yang berasal dari kompetisi aplikasi smart city. Pemerintah membuat sendiri, operator membuat sendiri,” ujarnya.
Rudiantara pun menambahkan ada hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi smart city yakni perizinan dan pelayanan ke masyarakat. “Smart city bukan hanya dalam pemerintahan pusat saja, tetapi semua wilayah. Semua layanan ini harus public services. Layanan ini pun harus memanfaatkan ICT dan harus online,” tambahnya.
Merujuk pada data yang dikeluarkan oleh International Data Corporation (IDC), investasi smart city di kawasan Asia Pasifik diprediksi mencapai US$1 triliun pada 2025.
Nilai tersebut merupakan gabungan investasi pemerintah dan pihak swasta di kawasan Asia Pasifik. Besaran investasi tersebut menunjukkan keseriusan semua pihak untuk segera menggelar kota pintar.