Mahasiswa Unair kembangkan Air Kelapa Jadi bahan Lapisan Otak Buatan

Choirul Anam
Rabu, 15 Juni 2016 | 14:58 WIB
Anggota Tim PKMPE ini sedang melakukan penelitian dan pengujian di Lab untuk menghasilkan duramater (lapisan otak) buatan dari modifikasi bahan dasar air kelapa/Bisnis-Istimewa
Anggota Tim PKMPE ini sedang melakukan penelitian dan pengujian di Lab untuk menghasilkan duramater (lapisan otak) buatan dari modifikasi bahan dasar air kelapa/Bisnis-Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, MALANG—Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil membuat  duramater (lapisan otak) buatan untuk menangani cedera kepala yang berbahan dasar air kelapa.

Kelima mahasiswa Unair tersebut adalah Inas Fatimah (21, ketua tim), Fadila Nashiri (22), Karina Dwi Saraswati (22), Andini Isfandiary (22) dan Fathania Nabilla (20). Semuanya dari prodi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Univesitas Airlangga.
 
Inas Fatimah, Ketua Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) Unair mengatakan air kelapa sebagai bahan dasar pembuatan Lapisan otak buatan suatu yang tidak mustahil, bisa dilakukan dengan inovasi
 
“Kami mencoba memanfaatkan limbah yang selama ini dibuang yaitu air kelapa, sehingga dengan biaya yang terjangkau bagi masyarakat untuk digunakan sebagai lapisan otak buatan,” ujar Inas Fatimah, dalam keterangan resminya, Rabu (15/6/2016).
 
Menurut dia, data yang ada menujukkan h 60% kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dimulai dengan terjadinya cedera kepala. Dari cedera kepala inilah membuat duramater robek, sehingga terjadi akumulasi darah antara duramater dan permukaan dalam tengkorak (inner surface).
 
Untuk itulah dibutuhkan pembedahan dengan penggantian lapisan otak berupa duramater artificial.
 
Sedangkan duramater yang selama ini digunakan adalah duramater yang  terbuat dari silikon. Padahal duramater yang terbuat dari silikon ini bersifat toksik, sehingga tidak aman apabila diaplikasikan ke dalam tubuh.
 
Oleh karena itu dengan arahan dosen pembimbing  Prihartini Widiyanti, kelima mahasiswa tersebut mencoba membuat duramater artficial yang bersifat biokompatible, sehingga dapat diterima oleh tubuh.
 
Prosesnya, air kelapa itu difermentasikan dengan Acetobacter xylinum sehingga menjadi selulosa bakteri, yang kemudian ditambahkan kolagen untuk meningkatkan biokompabilitas, dan memicu pertumbuhan sel serta mengontrol kuat tariknya.
 
Penelitian yang dikemas dalam judul “Inovasi Duramater Artifisial Selulosa Bakteri – Kolagen Dengan Plasticizer Pada Kasus Trauma Kepala” ini berhasil menarik perhatian Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemenristek Dikti, yang kemudian memberi dana pengembangan penelitian melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE).
 
Hasil temuan ini telah diuji menggunakan uji FTIR (Fourier Transform Infra Red) dengan ditemukannya gugus C-O stretching yang merupakan penyusun kolagen.
 
Hasil kekuatan tarik tersebut 12,942 Mpa, jadi sesuai dengan nilai tarik standar duramater artificial yaitu pada rentang 0,6 – 16 Mpa.
Hasil Uji Sitotoksisitas Selulosa Bakteri – Kolagen - Gliserol menunjukkan persentase batas minimal sel hidup yaitu lebih dari 60%. Hal ini menandakan bahwa duramater artificial ini tidak bersifat toksik.
 
Inas menambahkan, kedepannya duramater ini akan dikembangkan untuk uji coba aplikasi pada hewan. "Tetapi berdasarkan hasil uji secara in-vitro, membran Selulosa bakteri – kolagen - gliserol memiliki potensi sebagai kandidat duramater artificial yang baik," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Choirul Anam
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper