Songsong 4G LTE, Pemerintah Fokus Gelar Pita Lebar Hingga 2019

Newswire
Selasa, 8 Desember 2015 | 03:50 WIB
Ilustrasi/kampusit
Ilustrasi/kampusit
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menkominfo Rudiantara menyatakan hingga 2019 pemerintah akan fokus pada penggelaran pita lebar (broadband) dan efisiensi industri telekomunikasi sebagai langkah konkret menyongsong mulai digelarnya jaringan 4G LTE di Tanah Air.

"Kominfo belum mau membahas soal implementasi 5G. Kita fokus dulu pada pengembangan ekosistem digital 4G dengan memberikan ruang kepada operator untuk membuat bisnis model layanan 4G," katanya di sela diskusi "4G: What's Next?" di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Menurut dia, pihaknya tidak akan berhenti mendorong terciptanya ekosistem sebagai platform operator menuju digital life, di mana kebutuhan utamanya adalah infrastruktur broadband, perangkat terjangkau dan pengembangan konten.

Ia menjelaskan dalam membangun ekosistem digital tak bisa dilepaskan dari konsep device, network, application (DNA).

"Dalam implementasi 'broadband' sedang melakukan percepatan pembangunan 'broadband fixed' maupun 'wireless'. Setelah 'broadband' sudah digelar maka baru kita bisa bicara akses dengan memperbaiki rute internasional," ujarnya.

"Untuk network atau jaringan kita akan coba kejar ketertinggalan di sisi fixed broadband. Di sisi 'wireless' setelah 4G ini akan coba dinetralkan frekuensi lainnya yang belum. Selain itu dari sisi 'backbone' kita ingin perbaiki juga ke rute internasional," ujarnya.

Sedangkan dari sisi perangkat (device), Rudiantara menargetkan dalam tiga tahun ke depan harga ponsel 4G sudah harus lebih terjangkau oleh masyarakat atau berada di kisaran Rp500.000-Rp600.000 per unit.

"Saya senang, saat ini pengguna ponsel 4G sudah mencapai jutaan. Di Batam ponsel 4G sudah seperti kacang goreng. Orang Indonesia memang suka beli gadget 4G walaupun ada fitur yang belum bisa digunakan di sini," katanya.

Sejalan dengan itu, dari aspek aplikasi juga harus didorong agar tercipta aplikasi-aplikasi lokal yang berkualitas global, sehingga memberikan manfaat bagi bagi para "start up" (pengembang aplikasi rintisan) lokal.

"Pekerjaan rumahnya sekarang adalah membangun ekosistem untuk aplikasi ini. Target kami dalam waktu 5 tahun ada 1.000 start up. Tahun depan kami dorong bagaimana caranya agar ada dua start up dengan kelas unicorn atau bervaluasi US$1 miliar," ujarnya.

Saat yang bersamaan dalam hal efesiensi pada operator seluler, Rudiantara juga siap mendorong skema berbagi infrastruktur (infrastructure sharing), namun tidak bersifat mengikat bagi industri.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat IndoTelko Forum Johnny Swandi Sjam mengakui Indonesia harus memperkuat fundamental membangun ekonomi digital. "Harus ada aturan yang menata bisnis digital ini. Kita harus bisa mengkonversi keunggulan demografis dan populasi menjadi devisa," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper