Bisnis.com, MALANG - Meningkatnya permintaan telur asin yang tidak diimbangi kapasitas produksi mendorong lima mahasiswa Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (TEP FTP) membuat mesin pencuci telur asin yang diberi nama Modem.
Kelima mahasiswa itu adalah Amilia Choirurachma, Adi Mas Sulthon, Agung Cahyono, Agus Susanto, dan Effendi Tri Cahyono. Mereka di bawah bimbingan dosen Dimas Firmanda Al Riza.
Juru bicara tim Modem, Agus Susanto, mengatakan Modem merupakan kepanjangan dari Modified Pneumatic Egg Washer Machine atau alat untuk mencuci telur bersistem pneumatik (tekanan udara-red) menggunakan kompresor.
“Selama ini pembersihan telur bebek banyak dilakukan dengan cara konvensional yakni menggunakan serabut aluminium pada proses produksi telur asin,” kata Agus, Rabu (15/4/2015).
Hal itu membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan pasar. Dengan Modem kapasitas produksi bakal meningkat.
Pada sosialisasi yang dilakukan di UD Rukun Jaya Jalan Diponegoro Kota Batu akhir pekan lalu misalnya Modem berhasil mencuci 250 butir telur hanya dalam waktu 10 menit.
“Padahal pembersihan telur asin dengan metode biasa membutuhkan waktu dua menit per butir. Dengan demikian Modem terbukti dapat mengoptimalkan kapasitas produksi secara signifikan,” jelas dia.
Ditambahkan alat tersebut saat ini sedang menjajaki proses untuk dipatenkan. Tim tengah mengurus hak patennya melalui LPPM UB. Inovasi tersebut juga merupakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) Dikti 2015.
Modem juga tidak hanya berfungsi untuk mencuci telur semata, namun juga dapat digunakan pada komoditas lain seperti kentang, ketela, atau umbi lainnya.
“Ke depan kami berharap alat ini dapat diproduksi secara massal mengingat fungsinya yang besar bagi UMKM atau industri rumahan,” tambah dia. []