Bisnis.com, JAKARTA -Kelompok astronom Observatorium Bosscha Lembang Bandung, sejak pukul 15.00 WIB mulai melakukan pengamatan proses terjadinya gerhana bulan sejak pukul 15.00 WIB, baik secara langsung maupun menggunakan teleskop.
"Diperkirakan bulan akan mulai memasuki kawasan umbra bumi pada pukul 16.15 WIB," kata Moedji Raharto, peneliti Observatorium Bosscha F-MIPA ITB kepada Dimas Waraditya, kontributor Bisnis.com di Lembang.
Masyarakat dunia terutama yang berada di wilayah Amerika, Samudra Pasifik, Australia, Asia kecuali Asia Barat, dapat menyaksikan langsung gerhana bulan total (GBT).
GBT ini merupakan momen istimewa, sehingga setiap orang tidak ingin melewatkan begitu saja. Anda yang berdomisili di Kota Sorong dan Jayapura, patut bersyukur karena paling banyak menikmati momen gerhana bulan ini.
Menurut Moedji Raharto, peneliti Observatorium Bosscha F-MIPA ITB sebagaimana dimuat di laman personal.fmipa.itb.ac.id, warga di beberapa kota yakni Palangkaraya, Banjarmasin, Samarinda, Tanjung Selor, Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju, Makassar.
Kemudian, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Jayapura, Kupang, Mataram, Denpasar dan Surabaya, dapat menyaksikan seluruh momen gerhana bulan total yang akan berlangsung selama 59 menit, sejak pukul 17.25 WIB hingga 18.24 WIB.
"Di kota Tanjung Pinang, Palembang, Bandar Lampung, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Yogyakarta, Bandung, Serang, Jakarta, Pelabuhan Ratu, momen pertengahan gerhana bulan total dapat disaksikan mulai pukul 17.55 WIB hingga 18.24 WIB".
Inilah penampakan proses gerhana bulan total di sejumlah tempat di belahan dunia, diantaranya di Nebraska, Texas, Toronto, Alaska, Australia. Termasuk di beberapa wilayah Tanah Air a.l. Bandung, Denpasar, Yogya. (foto-foto: twitter/earthskyorg/tumblrcom/created yus)
- Penampakan di Nebraska: https://www.dropbox.com/s/jxjybxnwi2khlc9/GBT1%20Nebraska.jpg?dl=0
- Penampakan di Texas: https://www.dropbox.com/s/v3gb0nvhc1xxu4c/GBT2%20Texas.jpg?dl=0
- Penampakan di Toronto: https://www.dropbox.com/s/06u9ei5m4o315jb/GBT3%20Toronto.jpg?dl=0
- Penampakan di Australia: https://www.dropbox.com/s/s19zl4dqsden048/GBT4%20Australia.jpg?dl=0
- Penampakan di Alaksa: https://www.dropbox.com/s/hjtmjnmqquvb1n0/GBT5%20Alaska.jpg?dl=0
- Penampakan di Bandung: https://www.dropbox.com/s/i8s86a4d64p7utj/GBT3%20Bandung.jpg?dl=0
- Penampakan di Denpasar: https://www.dropbox.com/s/f84tohxiu1838mi/GBT3%20Denpasar.jpg?dl=0
- Penampakan di Yogya: https://www.dropbox.com/s/wu0rcm1q5p7po7m/GBT4%20Yogya.jpg?dl=0
Sejumlah warga dari beberapa tempat di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyaksikan gerhana bulan, meskipun terkadang tertutup awan yang bergerak karena tersapu angin, Rabu malam.
"Dari sini terlihat gerhananya," kata Khoirul Mutaqin, seorang warga yang sedang berada di tepi sawah di dekat Candi Mendut, Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Sejumlah warga setempat sekitar pukul 18.30 WIB, juga keluar dari rumah masing-masing untuk menyaksikan peristiwa alam itu.
Seorang warga Kota Magelang Bekti Priyono menyaksikan gerhana bulan dari Kampung Sindas, Kelurahan Magelang Utara. Ia memanfaatkan momentum alam tersebut untuk melakukan pemotretan dengan kameranya.
"Masih terlihat tetapi kadang tertutup pergerakan awan. Gerhana bulan bagus sekali," katanya.(ant/yus)
Menurut pengamatan Observatorium Bosscha diperkirakan mulai pukul 18.24 WIB bulan akan berangsur meninggalkan umbra bumi hingga pukul 19.34 WIB.
(Laporan Dimas Waraditya, kontributor Bisnis.com di Lembang).
Menurut pengamatan Observatorium Bosscha, gerhana bulan total telah terjadi mulai pukul 17.26 WIB (8/10/2014) dan akan berlangsung selama 58-59 menit.
Direktur Observatorium Bosscha Mahasena Putra membenarkan bahwa bulan merah merupakan salah satu fenomena langka yang muncul empat kali berturut-turut dalam interval 6 bulan sekali.
Dia menuturkan tahun ini telah muncul dua kali penampakan blood moon yang sebelumnya terjadi pada 15 April lalu. Dan diperkirakan akan kembali terjadi pada 4 April 2015, dan 28 September 2015.
Dari pemantauan Observatorium Bosscha Lembang, bulan telah memasuki kawasan umbra bumi pada pukul 16.17 WIB.
Butuh waktu sekitar 70 menit agar seluruh permukaan bulan dapat memasuki kawasan umbra bumi.
"Momentum itu sebagai pertanda dimulainya gerhana bulan total yang diperkirakan mulai terjadi pada pukul 17.27 WIB," kata Mahasena Putra, Direktur Observatorium Bosscha kepada Dimas Waraditya, kontributor Bisnis.com di Lembang.
"Sejak pukul 15.25 WIB, bulan telah memasuki kawasan penumbra dan diperkirakan bulan akan mulai memasuki kawasan umbra bumi pada pukul 16.15 WIB," kata Moedji Raharto, peneliti observatorium Bosscha F-MIPA ITB. (dimas waraditya)
(teleskopexpress.de/yus)
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) menyediakan teleskop khusus untuk masyarakat Kabupaten Biak Numfor, Papua, guna menyaksikan gerhana bulan total pada sore hari ini, mulai pukul 18.15 WIT hingga selesai fenomena alam itu.
"Gerhana bulan menjadi gejala alam yang bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak siswa dan guru sehingga bisa disaksikan dengan menggunakan alat teleskop," kata Kepala Badan Penjajakan dan Kendali Wahana Antariksa Lapan, Moedji Soejarwo di Biak.
Moedji menjelaskan jika ingin menonton gerhana bulan total, warga diminta mengunjungi Lapan Biak yang telah menyediakan fasilitas untuk melihat fenomena alam itu.
"Lapan menyiapkan teleskop bagi siswa dan guru yang berkeinginan untuk melihat langsung gejala gerhana bulan," ujarnya.
Peneliti bidang matahari dan antariksa Pusat Sains Lapan, Bandung Gunawan mengatakan gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup bayangan bumi.
"Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati bayangan bumi. Total gerhana bulan pada Rabu malam dapat berlangsung selama 58 menit, karena itu saya imbau warga Biak dan sekitarnya bisa melihat langsung gejala alam gerhana bulan," tuturnya. (ant/yus)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika, Papua, mengajak umat di wilayah itu untuk mengikuti shalat gerhana bulan pada Rabu (8/10) pukul 20.00 WIT di Masjid Agung Babussalam Timika.
Ketua MUI Kabupaten Mimika Ustadz Muhammad Amin A.R. di Timika, mengatakan sesuai informasi dari BMKG Timika akan terjadi gerhana bulan total pada hari ini (8/10).
Jika cuaca mendukung, katanya, warga di Timika akan melihat secara langsung fenomena alam yang langka itu.
"Sepanjang tidak ada hujan dan mendukung maka Insya Allah akan terlihat gerhana bulan total di Timika. Tahun 2014 ini ada empat kejadian, yaitu dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan," katanya.
Menurut dia, shalat gerhana bulan merupakan sunat muakkad yang ditekankan kepada muslim dan muslimat.(ant/yus)
- Memastikan terjadinya gerhana bulan atau gerhana matahari.
- Salat gerhana dilakukan pada saat terjadinya gerhana.
- Sebelum saalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan ‘As-Shalaatu Jamiah’.
- Salat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
- Setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud.
- Setelah ruku’ pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.
- Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang dari surat kedua.
- Begitu juga pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang dari surat kedua.
- Setelah salat disunnahkan khutbah.
- ((KH.DR.Surahman Hidayat, M.A.)
Ilustrasi salat gerhana/dakwatunacom
Peristiwa gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari adalah salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala. Keduanya terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi semata bagian dari sunnah kauniyah yang merupakan ayat-ayat Allah Ta’ala dalam alam semesta.
Salat gerhana hukumnya sunnah muakkadah. Salat gerhana disunnahkan dilakukan secara berjamaah dan setelah salat disunnahkan khutbah. Oleh karena itu bagi umat Islam yang mengetahui dan menyaksikan gerhana, baik matahari maupun bulan maka hendaknya melakukan sholat gerhana sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Landasan syari'ah
Disebutkan dalam hadits: Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra, berkat
”Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah saw. saat kematian Ibrahim”. Rasul saw. bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya terjadi gerhana bukan karena kematian seseorang dan tidak karena kelahiran seseorang. Ketika kalian melihatnya, maka berdo’alah pada Allah dan salatlah sampai selesai.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Dari ‘Aisyah ra, istri Nabi saw. berkata, “Terjadi gerhana matahari dalam kehidupan Rasulullah saw. Beliau keluar menuju masjid, berdiri dan bertakbir. Sahabat di belakangnya membuat shaff. Rasulullah saw. membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang panjang, kemudian takbir, selanjutnya ruku dengan ruku yang panjang, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata, “Sami’allahu liman hamidah rabbana walakal hamdu”.
Setelah itu membaca dengan bacaan yang panjang, lebih pendek dari bacaan pertama. Kemudian takbir, selanjutnya ruku lagi dengan ruku yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama. Kemudian berkata,”Sami’allahu liman hamidah rabbana walakal hamdu.”
Selanjutnya sujud. Dan seterusnya melakukan seperti pada rakaat pertama, sehingga sempurnalah melakukan shalat dengan empat ruku dan empat sujud. Dan matahari bercahaya kembali sebelum mereka meninggalkan tempat. Seterusnya Rasulullah saw bangkit berkhutbah di hadapan manusia, beliau memuji pada Allah sebagaimana ni’mat yang telah diberikan pada ahlinya.
Rasulullah saw bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Kedua gerhana itu tidak terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang. Jika kalian melihatnya bersegeralah untuk salat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah bin Abbas berkata, “Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah SAW. Rasulullah SAW saalat bersama para sahabat. Beliau berdiri lama sekitar membaca surat Al-Baqarah, kemudian ruku’ lama, lalu berdiri lama tetapi lebih pendek dari pertama. Kemudian ruku lama tetapi lebih pendek dari pertama. Kemudian sujud, lalu berdiri lama tetapi lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku lama, tetapi lebih pendek dari yang pertama, kemudian mengangkat dan sujud, kemudian selesai. Matahari telah bersinar.
Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya terjadi gerhana bukan karena kematian seseorang atau kelahiran seseorang, jika kalian melihatnya, hendaknya berdzikir pada Allah.” (HR Bukhari). (KH.DR.Surahman Hidayat, M.A.)
Selain terjadi pada 8 Oktober, peristiwa gerhana ini ternyata diprediksi berlangsung empat kali pada tahun ini, yakni dua kali gerhana bulan total, satu kali gerhana matahari cincin, dan satu lagi gerhana matahari sebagian. Berikut ulasan lengkapnya:
1. Gerhana Bulan Total 15 April
Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia kecuali Jawa bagian Barat, Kalimantan bagian Barat dan Sumatera. Gerhana ini dapat diamati juga dari Afrika bagian Barat, Eropa bagian Barat, Samudra Atlantik, Amerika, Samudra Pasifik, Asia Timur, dan Filipina.
2. Gerhana Matahari Cincin 29 April
Gerhana tersebut dapat diamati dari wilayah Yogyakarta, Jawa Timur bagian Selatan, Bali dan Nusa Tenggara berupa Gerhana Matahari Sebagian. Selain dari Indonesia, gerhana ini dapat diamati juga dari Australia, Samudra Hindia bagian Selatan, dan Antartika.
3. Gerhana Bulan Total 8 Oktober
Gerhana ini dapat diamati dari wilayah Indonesia. Gerhana ini dapat diamati juga dari Amerika, Samudra Pasifik, Australia dan Asia kecuali Asia Barat.
4. Gerhana Matahari Sebagian 23 Oktober
Setelah gerhana bulan total pada hari ini, akan ada satu peristiwa alam lagi, yakni gerhana matahari sebagian yang diprediksi terjadi pada 23 Oktober. (herdiyan)
Umat Islam di seluruh dunia diimbau menunaikan salat gerhana (salat khusuf) saat terjadinya peristiwa alam gerhana bulan total (GBT) pada sore hari hingga malam hari ini (8/10).
Di Tanah Air, sejumlah masjid/mushalla/langgar se-Tanah Air dijadwalkan akan menggelar salat khusuf.
Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera mengeluarkan seruan kepada umat Islam umumnya dan khususnya kader dan simpatisan PKS untuk menggelar salat khusuf secara berjamaah.
"Dewan Syariah Wilayah (DSW) di seluruh Indonesia diminta untuk mengkoordinasikan pelaksanaan salat gerhana tersebut," kata Ketua Dewan Syariah Pusat PKS, KH.DR.Surahman Hidayat, M.A. (yus)
GERHANA bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.
Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Dilansir dari timeanddate.com, meskipun bulan adalah benda gelap, tetapi dapat dilihat di langit, karena permukaannya memamntulkan sinar matahari kembali ke bumi. Selama gerhana bulan total, bumi bergerak antara matahari dan bulan, sehingga tidak ada sinar matahari langsung melalui ke bulan dan seluruh permukaan terlihat gelap, bagian tengah dari bayangan bumi (umbra).
Tidak seperti gerhana matahari, yang hanya dapat dilihat di sebagian kecil tempat di bumi, gerhana bulan total dapat diamati di seluruh sisi malam dari bumi karena pengamatan terletak pada benda angkasa yang sama yang melemparkan bayangan.
Untuk alasan ini, kemungkinan untuk menyaksikan gerhana bulan dari satu titik di bumi jauh lebih mungkin dibandingkan dengan gerhana matahari, meskipun keduanya terjadi pada interval yang sama.(wikipedia/sep)
Menurut Moedji Raharto, peneliti Observatorium Bosscha F-MIPA ITB, berbeda saat mengamati gerhana matahari - dimana saat menyaksikan dengan mata bugil maupun teleskop harus menggunakan penapis cahaya matahari -, saat menyaksikan gerhana bulan secara langsung dengan mata bugil maupun teleskop tanpa penapis cahaya relatif aman.(laman personal.fmipa.itb.ac.id)
No | Fase | WIT |
1 | Gerhana Penumbra mulai | 17 : 14,0 |
2 | Gerhana Sebagian mulai | 18 : 14,4 |
3 | Gerhana Total mulai | 19 : 24,6 |
4 | Puncak Gerhana (puncak) | 19 : 54,6 |
5 | Gerhana Total berakhir | 20 : 24,5 |
6 | Gerhana Sebagian berakhir | 21 : 34,7 |
7 | Gerhana Penumbra berakhir | 22 : 35,2 |
No | Fase | WITA |
1 | Gerhana Penumbra mulai | 16 : 14,0 |
2 | Gerhana Sebagian mulai | 17 : 14,4 |
3 | Gerhana Total mulai | 18 : 24,6 |
4 | Puncak Gerhana (puncak) | 18 : 54,6 |
5 | Gerhana Total berakhir | 19 : 24,5 |
6 | Gerhana Sebagian berakhir | 20 : 34,7 |
7 | Gerhana Penumbra berakhir | 21 : 35,2 |
sumber: BMKG
No | Fase | WIB |
1 | Gerhana Penumbra mulai | 15:14,0 |
2 | Gerhana Sebagian mulai | 16:14,4 |
3 | Gerhana Total mulai | 17:24,6 |
4 | Puncak Gerhana (puncak) | 17:54,6 |
5 | Gerhana Total berakhir | 18:24,5 |
6 | Gerhana Sebagian berakhir | 19:34,7 |
7 | Gerhana Penumbra berakhir | 20:35,2 |
sumber: BMKG