TikTok Dikabarkan Lebih Pilih Tutup di AS Daripada Divestasi

Redaksi
Jumat, 26 April 2024 | 16:16 WIB
Ilustrasi tiktok shop/facebook
Ilustrasi tiktok shop/facebook
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - ByteDance dikabarkan lebih rela menutup TikTok di Amerika Serikat tersebut daripada harus menjual sebagia sahamnya ke investor AS. ByteDance tidak ingin algoritma mereka bocor.

"ByteDance tidak ada rencana untuk menjual TikTok," tulis pernyataan resmi perusahaan tersebut dalam media sosial platform miliknya sendiri, Toutiao.

Melansir dari Reuters Jumat (26/4/2024), sumber-sumber yang dekat dengan ByteDance menyatakan bahwa algoritma yang digunakan TikTok untuk operasinya dianggap sebagai inti dari operasi keseluruhan ByteDance. Hal ini menjadikan penjualan aplikasi dengan algoritma tersebut sangat tidak mungkin terjadi.

Menurut laporan tersebut, TikTok menyumbang sebagian kecil dari total pendapatan dan pengguna aktif harian ByteDance. Oleh karena itu, perusahaan itu lebih memilih untuk menutup aplikasi tersebut di Amerika Serikat dalam skenario terburuk daripada menjualnya kepada calon pembeli Amerika.

Penutupan tersebut akan memiliki dampak terbatas pada bisnis ByteDance sementara perusahaan tidak perlu menyerahkan algoritma intinya.

Menurut keempat sumber tersebut, ByteDance juga tidak akan menyetujui untuk menjual salah satu asetnya yang paling berharga, yang mereka sebut sebagai "sumber rahasia" mengacu pada algoritma TikTok kepada pesaingnya.

Akan menjadi tidak mungkin untuk memisahkan TikTok dari algoritmanya karena lisensi kekayaan intelektual mereka terdaftar di bawah ByteDance di China, dan karena itu sulit untuk dipisahkan dari perusahaan induk.

Data pengguna dan operasi manajemen produk juga menjadi aset TikTok selain dari algoritma.

Undang-undang tersebut telah disahkan oleh mayoritas Senat AS pada Selasa 23 April 2024. Pemungutan suara tersebut berlangsung dengan telak, dengan 79 senator memberikan suara mendukung untuk memblokir TikTok dan 18 senator menentang.

Sebelumnya, CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan bahwa TikTok kemungkinan akan memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang itu.

“Yakinlah, kami tidak akan kemana-mana,” kata Chew. “Kami yakin dan akan terus memperjuangkan hak-hak Anda di pengadilan. Fakta dan Konstitusi ada di pihak kami dan kami berharap dapat menang lagi.”

Pendapatan ByteDance pada 2023 meningkat menjadi hampir $120 miliar pada tahun 2023 dari $80 miliar pada tahun 2022, kata dua dari empat sumber. Pengguna aktif harian TikTok di AS juga hanya menyumbang sekitar 5% dari DAU (Daily Active User) ByteDance di seluruh dunia, kata salah satu sumber. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper