Bisnis.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi gerhana bulan penumbra pada 25 Maret 2024. Gerhana ini terjadi ketika piringan pertama memasuki bayangan penumbra bumi.
Menurut Peneliti Ahli Madya BRIN, Rhorom Gerhana Bulan Penumbra disebabkan posisi Bulan, Bumi, dan Matahari hampir sejajar. Namun, tidak sampai menghasilkan Gerhana Bulan total.
“Perbedaan umbra dan penumbra pada gerhana Bulan yaitu bila ada bagian Bulan yang memasuki umbra, maka bagian tersebut tidak menerima cahaya Matahari, kecuali sebagian kecil yang terbiaskan oleh atmosfer Bumi dan sebaliknya, bagian yang masuk penumbra masih menerima cahaya Matahari,” kata Rhorom, dikutip dari brin.go.id, pada Minggu (24/3/2024).
Nantinya, fase peristiwa ini akan terjadi di waktu yang berbeda sehingga masyarakat di wilayah Indonesia bisa menyaksikannya, di antaranya.
1. Gerhana Mulai
- UT: 04.50.58
- WIB : 11.50.58
- WITA : 12.50.58
- WIT : 13.50.58
2. Puncak Gerhana
- UT : 07.12.48
- WIB : 14.12.48
- WITA : 15.12.48
- WIT : 16.12.48
3. Gerhana Berakhir
- UT : 09.34.38
- WIB : 16.34.38
- WITA : 17.34.48
- WIT : 18.34.38
Lebih lanjut, Rhorom mengatakan saat bulan Bulan memasuki penumbra, terangnya berkurang secara gradual. Hal ini mengakibatkan bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.
Selain dari gerhana tersebut, akan terjadi gerhana bulan lainnya walaupun tidak bisa diamati dari Indonesia, yakni:
1. Gerhana Bulan Total (GBT) : 8 April 2024
2. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) : 18 September 2024
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) : 2 Oktober 2024
(Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)