VM World 2014: Revolusi IT, Cloud Computing Kian Tak Terbendung

Martin Sihombing
Kamis, 4 September 2014 | 19:56 WIB
CEO VMware Pat Gelsinger saat tampil sebagai keynote speaker VM World 2014 di San Fracisco, AS, 24-28 Agustus 2014/Bisnis.com-Martin Sihombing
CEO VMware Pat Gelsinger saat tampil sebagai keynote speaker VM World 2014 di San Fracisco, AS, 24-28 Agustus 2014/Bisnis.com-Martin Sihombing
Bagikan

"Now is the time for IT to step forward in a powerful way.”

--CEO VMware Pat Gelsinger--

Bisnis.com, SAN FRANCISCO - VMware Inc., perusahaan peranti lunak virtual asal AS, baru saja menggelar VM World 2014 di Moscone Centre Hall, di 747 Howard St, San Francisco, Kalifornia, Amerika Serikat selama empat hari mulai 24-28 Agustus. Tidak kurang 22.000 peserta dari 85 negara hadir dalam konferensi itu, termasuk wartawan Bisnis, Martin Sihombing. Berikut laporan hasil konferensi tersebut.

Benar, konferensi di Moscone Centre itu bak pasar. Peserta bersedia menembus dinginnya pagi ditingkahi suara kicau burung yang berterbangan, tak pernah sepi untuk mengikuti konferensi informasi teknologi tahunan yang diselenggarakan oleh VMware, Inc, perusahaan yang berdiri sejak 1998, dan berpusat di Palo Alto, California.

Boleh jadi. Inilah konferensi yang ditunggu oleh para konsumen (dunia usaha) dan pemain di  'pasar' virtualisasi  dan produk portofolio cloud management. Pasalnya, kini kita telah memasuki era mobile-cloud. Perkembangan teknologi pendukung era virtualisasi, harus terus diikuti guna menjaga ritme bisnis agar tetap bertahan hidup dan jauh lebih maju.

Bill Fathers, Presiden Eksekutif dan General Manager Hybrid Cloud VMware, menyatakan penggunaan cloud saat ini dalam tahap percobaan. Dia menyebutkan pada 2009, hanya 2% dari beban kerja perusahaan yang menggunakan cloud. Pada 2014, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 6%, dan diprediksi berkembang lebih pesat lagi pada beberapa waktu mendatang.

"Dalam sembilan bulan terakhir, tingkat beban kerja perusahaan kini telah beralih ke public cloud. Penggunaan media itu telah berkembang secara eksponensial. Secara historis, itu masih sedikit tersumbat, tetapi kini mulai terlihat terjadi percepatan," katanya.

Sanjai Krishnan, Wakil Presiden Pemasaran Produk, Manajemen Cloud Unit Bisnis  VMware mengatakan di era mobile cloud, IT harus semakin lincah dan responsif sebagai mitra strategis untuk bisnis, dan semakin banyak tergantung pada penyedia layanan eksternal untuk memberikan dengan cepat.

“[Saat ini] Di dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah, para pemimpin industri, TI membutuhkan kepercayaan diri bahwa mereka dapat bersikap berani dan bertindak dengan penuh keyakinan dalam menanggapi peluang pasar,” kata Pat Gelsinger, CEO VMware, Inc.

“Diperkuat oleh teknologi software-defined, bisnis kini bisa bergerak maju dengan kecepatan yang dramatis. Kemampuan untuk memperoleh hasil nyata telah membuat software-defined data center menjadi teknologi yang digunakan secara luas oleh para pebisnis terkemuka. VMware akan terus berinovasi untuk membuat software-defined data center menjadi lebih terbuka, aman, dan lincah.”

VMware begitu mengenal segmen ini. Mereka telah menangkap tentang pemanfaatan perangkat lunak virtualisasi untuk berperan dan memajukan  bisnis.  Setidaknya, dari laporan IDC tentang 'Datacenter Automation SoftwWorldwide are 2013 Vendor Shares,” menetapkan  pada 2013, VMware memimpin  dan melonjak 65,6%  dibanding hasil 2012  dan pangsa pasarnya sekarang berdiri di 24,1%, lebih dari 10%  di atas vendor  posisi kedua. Secara keseluruhan, pasar di seluruh dunia untuk otomatisasi datacenter, pun meningkat 22,1%  menjadi US$1,8 miliar pada 2013.

//Risiko Punah/

Pada kesempatan konferensi itu tentu peserta akan terngiang-ngiang dengan pernyataan Executive Vice President End User Computing VMware Sanjay Pooonen.  Master jebolan  Universitas Stanford  mewanti-wanti,  pelaku TI yang tidak berubah  dan beradaptasi  dengan kedatangan era mobile, akan menghadapi risiko 'punah'. 

"Jika Anda membangun infrastruktur untuk dunia mainframe, Anda akan menghadapi era client server. Jika Anda membangun untuk client server, Anda akan menghadapi era cloud, dan jika Anda membangun komputasi desktop end user, itu akan digantikan oleh era mobile," ujarnya.

Memang, di VMworld  2014, VMware, Inc. menunjukkan semakin matangnya platform virtualisasi jaringan terlengkap di industri bagi software-defined data center. Itulah yang membuat banyak orang keranjingan mendatangkan konferensi ini hingga tuntas.

Permintaan akan layanan cloud computing di Indonesia sejak tiga tahun terakhir dilaporkan kian meningkat. Nilai pasarkomputasi awan di Tanah Air tahun ini saja ditaksir bisa mencapai hingga 50%  dari total belanja TI, atau mencapai Rp5,4 triliun dari tahun sebelumnya.

Namun, penyerapan teknologi berbasis penyimpanan data virtual itu dipandang belum optimal. Sejumlah faktor berpotensi mengganjal pertumbuhan teknologi berbasis 'awan' di Tanah Air. Salah satunya, keterbatasan infrastruktur jaringan, yang hingga kini belum memadai.

Padahal, bagi Indonesia, ini menjadi penting. Bukan  hanya untuk perusahaan berskala 'raksasa', usaha kecil dan menengah pun tak terkecuali. Banyak produk teknologi informasi virtual VMware sebagai solusi baru  a.l. EVO: Rail, yang tentunya cocok diterapkan oleh perusahaan Indonesia.

Kondisi geografis Indonesia yang unik,  perusahaan yang membuka cabang di mana-mana,  membuat solusi software defined data center (SDDC) diklaim sesuai untuk diterapkan korporasi di Indonesia.

VMware EVO: Rail sendiri adalah solusi pertama dalam keluarga infrastruktur hyper converged dari VMware. Solusi ini menyederhanakan delivery layanan software defined infrastructure dan dapat menurunkan ongkos operasional.

Untuk menunjang pertumbuhan pasar di Asia, VMware menjalin kemitraan dengan sekitar 500 partner di 9 negara Asia, termasuk Indonesia. Para perusahaan di Indonesia sendiri  --menyitir kata-kata Sanjay Pooonen--kian menyadari pentingnya adopsi teknologi SDDC,  teknologi virtualisasi semua sumber daya data center seperti komputasi, storage, network dan sekuriti.

McAfee, bagian dari Intel Security, kini pun telah membuat perbaikan portofolio Server Security Suites dengan pengenalan optimalisasi kinerja dan efisiensi manajemen tambahan untuk meningkatkan keamanan bagi server secara fisik, tervirtualisasi dan Cloud environments.

Laporan berjudul 'The Cloud Sizing' oleh Stefan Ried (Principal Analyst, Forrester) dan Holger Kisker (Senior Analyst, Forrester), menguraikan dinamika pasar yang berbeda untuk tiga lapisan inti komputasi awan - public cloud, virtual private cloud, dan private cloud - dan menentukan ukuran saat ini dan masa depan pasar ini. Pada  2020, diperkirakan ukuran pasar public cloud  US$159,3 miliar (US$ 25,5 miliar pada  2011), pasar cloud virtual private US$66,4 miliar (US$7,5 miliar pada  2011), dan pasar private cloud  US$15,9 miliar (US$7,8 miliar pada 2011).

CEO VMware Pat Gelsinger tampaknya tidak peduli. "Risiko terbesar untuk sukses adalah melanggengkan status quo," katanya saat keynote. "Perubahan tidak bisa dihindari. Gangguan tidak bisa dihindari."

BACA JUGA

 - VMWORLD 2014: VMWare Perkenalkan Sejumlah Brand Terbaru

- Virtualisasi Server di Indonesia Pangkas Biaya US1,25 Miliar

- VMWORLD 2014: Dunia Usaha Hadiri Konferensi Virtualisasi & Komputasi Awan

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Martin Sihombing
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper