Bisnis.com, JAKARTA—Rendahnya tingkat kepercayaan di kalangan masyarakat masih menjadi kendala dalam penjualan online (e-commerce) di Indonesia.
Direktur Utama Groupon Indonesia Indrasto Budisantoso mengungkapkan sistem belanja dengan internet masih belum dipercaya pembeli dibandingkan metode konvensional.
“Sebanyak 50% tidak percaya dengan sistem penjualan ini,” katanya dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (21/7/2014). Dia menyitir hasil survei terhadap orang-orang yang enggan menggunakan e-commerce.
Secara lebih rinci Indrasto menyebutkan sekitar 34,6% responden takut tertipu jika membeli barang secara online, sementara 21,6% orang tidak percaya membeli karena belum melihat barangnya.
Adapun untuk alasan pragmatis seperti harga yang mahal mencapai angka 13,8% dan tidak tertarik karena tidak butuh sebesar 12,7%.
Selain kepercayaan, tantangan lain dalam belanja online di Indonesia adalah akses perbankan yang masih rendah. “Penetrasi perbankan baru mencapai 20% penduduk sedangkan kartu kredit sekitar 4,5% saja,” ujarnya.
Meski demikian, Indrasto optimistis e-commerse akan berkembang baik pada masa mendatang karena nilai pasar cenderung naik dari tahun ke tahun.
“Pada 2011 pasar e-commerce mencapai US$0,62 miliar sedangkan pada tahun lalu sebesar US$1,58 miliar. Diproyeksikan tahun ini akan melonjak menjadi US$2,01,” ungkapnya.