Serangan Cybercriminal dengan Taktik Menipu Melonjak Tiga Kali Lipat

Riendy Astria
Kamis, 15 Mei 2014 | 10:05 WIB
Malware ini mampu mencuri data pengguna, menghapus informasi, dan merusak sistem. /bisnis.com
Malware ini mampu mencuri data pengguna, menghapus informasi, dan merusak sistem. /bisnis.com
Bagikan

Bisnis.Com, SINGAPURA - Microsoft Corp merilis data terbaru yang menyebutkan serangan cybercriminal terhadap software mulai beralih melalui taktik menipu. Pada kuartal IV/2013, jumlah komputer yang terinfeksi program jahat sebagai akibat deceptive tactic (taktik menipu) di Indonesia meningkat sekitar lebih dari tiga kali lipat.

Padahal, pada tiga kuartal sebelumnya, peningkatan tidak terlalu drastis. Adapun salah satu taktik yang paling umum digunakan adalah deceptive download. Biasanya, penjahat dunia maya memikat korban-korban mereka dengan bundling malware melalui konten download seperti software, musik atau video.

Dampak dari kejahatan tersebut memang tidak langsung terlihat. Namun, semakin lama, fungsi mesin komputer yang terinfeksi akan rusak. Direktur Trustworthy Computing Microsoft Corp, Tim Rains, mengatakan 95% komputer di 110 negara terancam serangan ini. Untuk menjaga perangkat software dari serangan kejahatan dunia maya diperlukan strategi keamanan yang kuat. Komputer harus diberikan pertahanan berlapis untuk bisa menangkal serangan tersebut.

“Dulu, cybercriminal langsung menyerang user lewat celah pada software, sekarang lebih sulit degan menggunakan taktik untuk mengelabui user. Di Indonesia, sepanjang kuartal IV 2013 peningkatannya sangat tinggi. Mesin yang terinfeksi di Indonesia di atas rata-rata dunia, bahkan jauh di atas Singapura,” kata Rains dalam acara TWC Press Briefing di Singapura, Rabu (14/5/2014) sore.

Selain deceptive tactics melalui download menipu, taktik serangan lain yang digunakan adalah ransomware. Ransomeware merupakan sejenis malware yang bisa menyerang komputer maupun telepon seluler (ponsel). Penyerang akan melakukan enkripsi pada data komputer atau ponsel pengguna.

Malware ini mampu mencuri data pengguna, menghapus informasi, dan merusak sistem. Serangan paling banyak ditemui melalui fasilitas internet, seperti e-mail dan situs. Pengguna dipaksa untuk membayar sejumlah uang untuk mendapatkan kunci dekripsinya. Pengguna biasanya dijanjikan akan memperoleh kembali data-data yang dicuri, sistem yang kembali berjalan normal, dan kembalinya informasi yang hilang.

Adapun tiga ancaman tertinggi deceptive threat di Indonesia adalah Rotbrow, Brantall, dan Obfuscator. Microsoft menyarankan pelanggan mengambil beberapa tindakan untuk membantu melindungi diri, termasuk menggunakan perangkat lunak baru bila memungkinkan dan menjaganya agar tetap up to date. Kemudian, bila ingin mendownload, lakukan hanya dari sumber terpercaya.

“Misalkan memperbarui Windows XP anda dengan yang lebih terbaru, Windows 8.1. Semua proses akan sangat mudah dan aman. Peningkatan penurunan akibat kerentanan deceptive tactics bisa menurun hingga 70%. Anda juga harus menjalankan antivirus dan melakukan back up files,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper