Bisnis.com, JAKARTA – Penetrasi komputasi awan (cloud computing) ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM) terbentur infrastruktur broadband di daerah, terutama untuk jaringan Internet mobile atau bergarak.
Pendiri Indonesia Cloud Forum (ICF) Teguh Prasetya mengatakan keluhan utama SME untuk memanfaatkan cloud computing saat ini broadband atau sangat tergantung pada jaringan kabel optik yang saat ini belum banyak menjangkau daerah.
“Dulu banyak UKM masih ragu karena pertimbangan security sehingga kami terus melakukan edukasi market. Saat ini keluhan utama justru broadband karana kalau menggunakan internet mobile kadang di kota tertentu cepat kadang sementara di kota lambat,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Rabu (25/9/2013).
Teguh menuturkan pertumbuhan pemanfaatan layanan komputasi awan akan sejalan dengan penetrasi broadband yang dibangun pemerintah, operator atau pun pihak swasta lainya.
Dia memperkirakan pemanfaatan layanan komputasi awan di kalangan UKM akan semakin bagus pada 2014 karena pertumbuhan penetrasi Internet dan pembangunan infrastruktur jaringan yang terus dilakukan pemerintah dan swasta.
Teguh mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah menjadi salah satu peluang untuk penyedia layanan komputasi awan lokal untuk menggandeng UKM. Pasalnya, UKM tidak akan banyak melakukan investasi di bidang IT dan mulai beralih kepada layanan cloud yang lebih terjangkau.
“UKM rata-rata punya kemauan membayar untuk bidang teknologi informasi sekitar Rp800.000. Kalau menyewa cloud sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000 pasti mereka mampu. Tinggal bagaimana provider lokal menyikapi hal itu,” ujarnya.