Bisnis.com, JAKARTA - Laba usaha PT Erajaya Swasembada Tbk perusahaan retail telepon selular pada semester I/2013 mencapai Rp214,6 miliar atau turun 30% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 306,7 miliar.
Jatmiko Wardoyo, Direktur Marketing & Communication Erajaya, menjelaskan hal tersebut dipengaruhi beberapa hal yang terjadi sepanjang semester I/2013.
Salah satunya adalah penerapan regulasi pemerintah mengenai impor yang sempat menghambat suplai barang dan penjualan. Dengan rumitnya regulasi itu juga menumbuhkan hadirnya telepon seluler ilegal atau black market.
"Dengan banyaknya barang BM [black market], porsi penjualan barang resmi diambil alih," katanya hari ini, Rabu (31/7/2013).
Selain itu penurunan merek BlackBerry sejak awal tahun juga dinilai cukup signifikan dalam penurunan pendapatan, ditambah dengan adanya musibah banjir pada awal tahun di Jakarta juga menghilangkan penjualan sekitar 2 pekan.
Dalam laporan keuangan Erajaya, dijelaskan penjualan neto turun sebesar 6,7 persen menjadi Rp5,976 triliun dibanding tahun lalu sebesar Rp6,406 triliun.
Beban pokok penjualan pada periode ini juga turun sebesar 7,2 persen menjadi Rp5,4 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp5,8 turun.
Selama semester I/2013, volume penjualan telepon seluler turun menjadi 4,9 juta unit, padahal tahun lalu mencapai 5,2 juta persen pada tahun lalu.
Sementara itu, harga jual rata-rata untuk seluruh merek telepon seluler turun menjadi
Rp1.070.578 dari Rp1.144.218 di periode yang sama tahun lalu.