Virtualisasi Picu Pertumbuhan Pasar Software Penyimpanan

Galih Kurniawan
Senin, 22 Juli 2013 | 19:51 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga riset IDC memperkirakan pasar software storage (penyimpanan) di Asia Pasifik minus Jepang akan mencapai US$1,7 miliar pada 2017 mendatang. Compound annual growth rate (CAGR) diprediksi mencapai 8,8%.

Menurut IDC beberapa faktor pemicu kenaikan permintaan software penyimpanan antara lain penerapan virtualisasi, efisiensi penyimpanan dan pertimbangan penggunaan jasa teknologi informasi (TI) berbasis komputasi awan (cloud).

IDC menyebutkan software penyimpanan paling banyak berkontribusi pada pasar adalah pengamanan data dan recovery software. Adapun software infrastruktur penyimpanan tercatat tumbuh paling tinggi dari tahun ke tahun.

“Saat perusahaan berpindah dari aplikasi tier satu mereka ke infrastruktur virtual akan ada investasi baru pada pengamanan data, replikasi dan solusi manajemen snapshot untuk menjamin proteksi dan recovery data,” ujar Research Manager for IDC's Asia/Pacific Storage Software Research Ridhi Sawhney dalam website resmi IDC.

Berdasar data IDC Asia/Pacific Semiannual Storage Software Tracker 2H 2012 pasar software penyimpanan tumbuh lambat di kisaran 6,3% dari tahun ke tahun. Nilainya mencapai US$1,1 miliar pada 2012.

Ridhi mengatakan investasi pada teknologi efisiensi penyimpanan tumbuh untuk menekan kenaikan biaya perusahaan yang membutuhkan media penyimpanan kompleks. Menurut dia peningkatan penggunaan backup appliances telah menurun dari waktu ke waktu.

IDC menyebutkan sepanjang 2012 pasar software penyimpanan masih dinominasi pemain besar seperti EMC, Symantec, IBM, HDS dan HP. Mereka menguasai sekitar 80% dari total pasar yang ada.

Selama aperiode tersebut IBM menjadi vendor dengan pertumbuhan tertinggi, sedangkan Symantec dan EMC cenderung datar. Adapun HDS dan HP tercatat mengalami penurunan year-on-year.

Sektor perbankan, pemerintahan, komunikasi dan media menjadi konsumen terbesar software penyimpanan sepanjang 2012. Perusahaan dari sektor tersebut membutuhkan kapasitas penyimpanan cukup besar termasuk optimalisasi teknologi lantaran produksi data yang melimpah.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper