BISNIS.COM, JAKARTA--Penyedia jasa fiber optik bagi operator seluler kewalahan menghadapi pemain gelap dalam bidang yang sama. Salah satunya PT iForte Solusi Infotek yang mengalami kendala besar di lapangan adanya provider gelap alias tanpa izin dari Pemprov DKI.
Presiden Direktur PT. iForte Solusi Infotek Peter Djatmiko menegaskan target memasang 1.000 antena mikcrocell tahun ini cukup berat apabila provider gelap masih dibiarkan beroperasi. Pasalnya provider gelap banting harga seenaknya tanpa punya kewajiban kepada Pemda.
"Kendalanya yang liar itu sangat mengganggu, [analoginya] seperti taksi gelap yang tidak punya izin tapi beroperasi harganya lebih murah," katanya saat ditemui bisnis.com di Balaikota, Rabu (6/3/2013).
Dari sekitar 25 provider fiber optik, hanya tiga perusahaan yang mengantongi izin dari Pemprov DKI yakni PT iForte Solusi Infotek, PT Citra Sari Makmur (CSM) dan Bit Technology. Pemprov janji menertibkan kabel-kabel ilegal melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Sarana Prasarana Kota.
iForte sudah mengantongi izin sejak 1,5 tahun yang lalu. Saat ini sudah membangun antena microcell sebanyak 250 unit, dan 60 unit diantaranya telah dipakai. Perseroan menyediakan microcell bagi tiga operator seluler yakni Telkomsel, XL, dan Indosat.
Disinggung mengenai biaya investasinya, Peter mengatakan mencapai ratusan miliar secara bertahap apabila menembus 1.000 antena biayanya mencapai triliunan. Dari yang sebagian keuntungannya diberikan kepada Pemprov DKI.
Beberapa bantuan yang sudah diterima DKI adalah jaringan fiber optik bandwith dual core, bus tracking system atau GPS bus Transjakarta Koridor I Blok M - Kota, lampu jalanan dan sebagainya nilainya di atas Rp5 miliar. Namun sejauh ini belum ada penarikan retribusi untuk proyek kabel optik. (if)