Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) buka suara terkait rencana kerja sama strategis antara pemerintah Indonesia dengan Amazon Kuiper.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan kerja sama pemerintah dengan proyek satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) milik Amazon ini.
Namun, dirinya tidak menutup kemungkinan akan adanya kerja sama antara Amazon Kuiper dengan anak usaha Telkom untuk mengembangkan satelit di Tanah Air.
“Kemungkinan ke situ ada, kita belum tahu detailnya. Kan baru tahap awal Mereka juga baru mulai meluncurkan satelitnya,” kata Ririek di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Adapun, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjajaki kerja sama strategis dengan AmazonKuiper.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas konektivitas digital di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), sekaligus mendukung transformasi digital nasional.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa teknologi satelit memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan digital, terutama di daerah terpencil.
“Kami terbuka terhadap investasi serta teknologi baru apa pun yang dapat membantu kami untuk mencapai konektivitas di Indonesia,” kata Meutya dalam pertemuan dengan Amazon Kuiper dikutip, Selasa (18/3/2025).
Meutya menambahkan bahwa kehadiran teknologi ini dapat mendukung pengembangan ekosistem digital nasional, termasuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan layanan e-government, e-health, dan e-education.
Komdigi akan terus memfasilitasi proses perizinan dan diskusi yang diperlukan guna memastikan kelancaran proyek ini.
*Amazon Luncurkan 27 Satelit Kuiper*
Amazon meluncurkan 27 satelit pertama dari konstelasi Proyek Kuiper, sistem internet pita lebar luar angkasa yang akan menyaingi layanan Starlink milik SpaceX.
Melansir dari Reuters, Selasa (29/4/2025) peluncuran ini dilakukan pada Senin malam dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida.
Peluncuran satelit ini menggunakan roket Atlas V milik United Launch Alliance, perusahaan patungan Boeing dan Lockheed Martin. Misi ini sempat tertunda akibat cuaca buruk pada 9 April lalu.
Langkah ini menjadi awal dari penyebaran 3.236 satelit yang direncanakan oleh Amazon untuk Proyek Kuiper, sebuah inisiatif bernilai US$10 miliar atau Rp167,6 triliun.
Adapun, rencana ini bertujuan menyediakan akses internet global, khususnya bagi daerah terpencil yang selama ini minim konektivitas.