Bisnis.com, JAKARTA – Roket Falcon 9 milik SpaceX meluncurkan sebanyak 24 satelit untuk program Project Kuiper milik Amazon pada Rabu (16/7/2025). Peluncuran oleh perusahaan Elon Musk itu dilaksanakan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS) pukul 01.57 waktu setempat.
Mengutip Digital Trends, langkah ini merupakan upaya Amazon – yang notabene adalah kompetitor Starlink – dalam menyediakan konektivitas internet baik kepada pelanggan individu maupun korporasi di seluruh dunia.
Mengutip Digital Trends, misi ini dijadwalkan lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (pukul 01.57 waktu bagian timur (ET) pada hari Rabu.
Dalam 2 peluncuran awal, Amazon menggunakan roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA). Ke depan, Perusahaan milik Jeff Bezos ini harus mengejar target yang ditetapkan oleh regulator AS yaitu meluncurkan setidaknya setengah dari total perencanaan.
Regulator AS menetapkan Amazon harus meluncurkan setidaknya setengah dari total rencana 3.200 satelitnya sebelum akhir Juli 2026, dengan sisanya harus diluncurkan paling lambat Juli 2029.
Kegagalan memenuhi tenggat awal tersebut dinilai dapat membahayakan izin lisensi utama, meskipun diyakini Amazon kemungkinan besar akan diberi perpanjangan waktu jika diperlukan.
Batas waktu yang ketat inilah yang disinyalir mendorong Amazon untuk menggunakan jasa berbagai penyedia peluncuran, tidak hanya ULA dan SpaceX, tetapi juga Arianespace dan Blue Origin — perusahaan yang didirikan oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos.
Perusahaan-perusahaan itu diperkirakan meluncurkan satelit Project Kuiper ke orbit dalam 12 bulan ke depan dan seterusnya.
Dengan peluncuran ini, Projek Kuiper telah meluncurkan 78 satelit dari total 3 misi. Gelombang pertama dan kedua dilakukan pada April dan Juni lalu dengan masing-masing membawa sebanyak 27 satelit.
Namun, angka ini masih sangat jauh di bawah Starlink yang sudah berhasil meluncurkan lebih dari 7.000 satelit, dan melayani lebih dari 5 juta pelanggan secara global sejak diluncurkan pertama kali pada 2019.